Bagian-bagian kapal yang penting ditunjukkan dalam gambar berikut, gambar ini tidak berbeda banyak dari kapal sungai.
Bagian-bagian kapal
Berdasarkan gambar, bagian-bagian utama kapal terdiri dari:
1: Cerobong; 2: Buritan; 3: Propeller; 4: Kulit kapal; 5: Mesin; 6: Lampu sorot; 7:
Haluan; 8: Geladak utama; 9: Bangunan atas (Superstructure) di mana ditempatkan anjungan kapal, kabin untuk awak.
Pada kapal penyeberangan Ro-ro masih dilengkapi dengan pintu rampa yang terletak pada haluan dan buritan kapal.
Secara umum pada prinsipnya kapal penyeberangan dan kapal perairan pedalaman dengan yang kapal yang digunakan dilaut memiliki karakteristik yang
sama kecuali pada bagian tertentu di mana kapal penyeberangan dilengkapi dengan sistem pintu pendarat (ramp door) untuk naik turun penumpang dan
kendaraan serta pola sandar pada dermaga yang menggunakan dermaga khusus untuk kapal penyeberangan.
Lambung Kapal
bentuk lambung kapal
Lambung kapal atau dalam bahasa Inggris disebut hull adalah badan dari perahu atau kapal. Lambung kapal menyediakan daya apung (Bouyancy) yang mencegah
kapal dari tenggelam yang dirancang agar sekecil mungkin menimbulkan gesekan dengan air, khususnya untuk kapal dengan kecepatan tinggi.
Rancang bangun lambung kapal merupakan hal yang penting dalam membuat kapal karena merupakan dasar perhitungan stabilitas kapal, besarnya tahanan kapal
yang tentunya berdampak pada kecepatan kapal rancangan, konsumsi bahan bakar, besaran daya mesin serta draft/ sarat kapal untuk menghitung kedalaman yang
diperlukan dalam kaitannya dengan kolam pelabuhan yang akan disinggahi serta kedalaman alur pelayaran yang dilalui oleh kapal tersebut.
Kulit kapal:
Kulit kapal merupakan permukaan kapal yang terbuat[1] dari plat–plat baja, kayu atau aluminium yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada badan kapal
biasa disebut dengan kulit kapal atau disebut juga ship shell. Kegunaan kulit kapal:
Untuk memberikan kekuatan struktur membujur kapal.
Menerima beban dari kapal dan muatannya.
Merupakan penutup kedap air dari dasar hingga bagian atas kapal.
Lajur kulit kapal diberi nama dengan abjad a,b,c,d dan seterusnya mulai dengan lajur dasar.
Sambungan plat diberi nama dengan angka 1,2,3 dan seterusnya dari depan ke belakang.
Bahan moderen yang kerap digunakan dalam pembuatan kapal kecil yang banyak ditemukan dalam pelayaran pedalaman adalah serat kaca[2] atau yang dikenal
sebagai fiber-glass, yang proses pembuatannya tidak sulit, tetapi dibutuhkan cetakan kulit lambung kapal.
Sekat Pelanggaran:
Pada kapal sekat pelanggaran ini ditentukan letaknya yaitu 5% dari panjang kapal pada garis air dihitung dari haluan kapal. Pada kapal panjang ditambah 10”
( feet ).
Kegunaan:
Sekat pelanggaran memiliki berbagai kegunaan yaitu:
Mencegah kebocoran.
Memperkuat melintang kapal setempat.
Jika terjadi kebocoran pada kapal, maka kapal dapat berlayar pelan-pelan dengan menggunakan sekat pelanggaran.
Ketentuan:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan sekat pelanggaran adalah:
Sekat pelanggaran ini harus lebih tebal dari pada sekat kedap air lainnya.
Batas penguat harus ditaruh pada bagian muka sekat Pelanggaran masing-masing berjarak 24”.
Baja siku dipasang pada bagian sekat pelanggaran.
Sekat Belakang
Pada sekat belakang pada bagian lobang baling-baling harus ditambah plat yang lebih tebal 22 mm untuk menahan getaran baling-baling. Bagi penguat yang
terletak di bagian belakang kapal, masing-masing berjarak 24” dan baja siku keliling diletakkan pada bagian muka kapal.
Lunas
Lunas adalah bagian terbawah dari kapal, lunas terdiri dari berbagai jenis yaitu lunas dasar, lunas tegak dan lunas lambung. Lunas dasar merupakan lajur
kapal pada dasar yang tebalnya +/- 35 % dari pada kulit kapal lainnya. Sedangkan lunas tegak ialah lunas yang tegak sepanjang kapal , tebalnya 5/8 lebih
besar daripada lunas dasar pada 4/10 bagian lunas tegak di tengah–tengah kapal. Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung yang berfungsi untuk
melindungi kapal bila kandas. Lunas lambung ini biasanya terdapat 1/4 - 1/3 dari panjang kapal pada bagian tengah yang berfungsi juga untuk mengurangi
olengan kapal.
Anjungan kapal sungai
Anjungan
Anjungan
(bridge) adalah ruang komando kapal di mana ditempatkan roda kemudi
kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan
biasanya terdapat juga kamar nakhoda dan kamar radio.
Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yang mempunyai jarak pandang yang baik ke segala arah.
[sunting]Perlengkapan anjungan
Alat-alat yang melengkapi anjungan modern antara lain:
- Roda kemudi,
- Radar
- Global Positioning Satelite atau dikenal sebagai GPS,
- Radio komuniasi
- Perangkat komando ruang mesin
- Kompas
- Teropong
Geladak
Geladak
dalam bahasa Inggrisnya deck adalah lantai kapal. Nama–nama geladak
ini tergantung dari banyaknya geladak yang ada di kapal tersebut. Pada
umumnya geladak yang berada di bawah dinamakan geladak dasar sedangkan
geladak yang di atas dinamakan geladak atas atau geladak utama (main
deck). Bila antara geladak dasar dan geladak atas terdapat geladak lagi,
maka geladak tersebut dinamakan geladak antara.
Konstruksi geladak
Geladak besi
Kapal-kapal
besi umumnya menggunakan geladak yang terbuat dari plat baja, yang
dilas satu dengan yang lainnya dari kedua arah (atas dan bawah). Plat
baja ini bertumpu pada gading-gading (kerangka) kapal. Pada kapal
Ro-ro/penyeberangan geladak kendaraan harus mampu untuk menahan beban
kendaraan beserta muatannya.
Geladak kayu
Geladak
terbuat dari papan kayu yang tahan terhadap air laut yang disusun
berdampingan dan bertumpu ke gading-gading kapal. Untuk membuat geladak
kedap terhadap air, celah di antara papan yang digunakan diisi dengan
serat tahan air dan diikat/direkatkan dengan tar atau resin. Geladak
kayu digunakan pada kapal-kapal pinisi, yach atau kapal kayu.
Geladak serat kaca
Bahan
modern yang banyak digunakan pada kapal-kapal kecil adalah geladak
yang terbuat dari kaca serat atau yang dikenal fiber glass yang mudah
dibuat dan ringan. Serat kaca juga digunakan untuk melapis geladak kayu
agar lebih kedap air serta tahan lebih lama.
Gading
Merupakan
rangka dari kapal di mana kulit–kulit kapal diletakkan. Nama dari
gading disesuaikan dengan tempatnya. Gading yang terletak di sekitar
haluan disebut gading haluan. Gading yang terletak pada tempat yang
terlebar dari kapal disebut gading besar sementara gading yang terletak
di sarung poros baling–baling disebut gading kancing. Gading–gading ini
mempunyai jarak antara satu dan lainnya kira–kira 21–37 inci sesuai
dengan ukuran kapal dan diberi nomor urut mulai nol yang dimulai dari
belakang.
Lajur Geladak
Bagian
ini biasanya terbuat dari kayu yang melapisi geladak baja. Untuk itu
kayu lajur geladak ini harus memenuhi kriteria berikut:
- Cukup keras, tahan lama, dan daya serap air harus sekecil mungkin.
- Dalam perubahan suhu, perubahan kembang dan menyusut harus sekecilnya.
- Tidak mengandung bahan kimia yang merusak baja.
- Harus cukup kering.
- Harus bersih dari serat-serat licin.
Untuk itulah maka lapisan ini biasanya terbuat dari bahan kayu teak sejenis Jati (di Indonesia) dan atau kayu Cemara.
Bak
Pada
umumnya kapal memiliki satu gudang mini yang dipergunakan untuk
memperlancar kegiatan deck terutama pada saat sandar dan lepas sandar.
Untuk itu disediakan satu ruangan yang biasa disebut bak. Bak adalah
bagian bangunan kapal yang ada di ujung depan kapal, digunakan untuk
menyimpan alat tali menali kapal dan rantai jangkar.
Dimensi KapaL
Panjang kapal
Panjang Kapal (Length) pada umumnya terdiri dari LOA (Length Over All), LWL (Length on designes water Line), dan LBP (Length Beetwen Perpendicular).
LOA (length over all)
Secara
definisi LOA adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung
haluan kapal terdepan sampai pada ujung belakang buritan kapal.
Merupakan ukuran utama yang diperlukan dalam kaitannya dengan panjang
dermaga, muatan, semakin panjang LOA semakin besar kapal berarti semakin
besar daya angkut kapal tersebut.
LWL (length water line)
LWL
adalah panjang kapal yang diukur dari perpotongan garis air pada
haluan kapal sampai buritan kapal pada garis air, atau dengan kata lain
adalah panjang bagian kapal yang berada di bawah garis air.
LBP (length between perpendicular)
LBP adalah panjang antara 2 (dua) garis tegak kapal yang diukur dari tinggi haluan kapal pada garis air sampai tinggi kemudi.
Lebar
Lebar
dan kedalaman kapal merupakan ukuran utama lainnya dalam menentukan
ukuran-ukuran kapal. Ada beberapa ukuran lebar yang biasa digunakan
dalam pengukuran dimensi lebar kapal yaitu Breadth Extreme/maximum
breadth dan Breadth Moulded.
Breadth Extreme
Lebar
kapal merupakan besaran yang diukur dari kulit kapal bagian terluar
(starboard=sisi kiri) sampai kulit kapal bagian luar sisi lainnya
(port=sisi kanan) termasuk jika ada bagian geladak yang menonjol keluar
melampaui lambung kapal.
Breadth moulded
Lebar menurut mal ialah lebar yang diukur dari bagian luar gading-gading pada satu sisi ke gading-gading sisi yang lain.
Dimensi Vertikal
Sarat air (d) atau (T)
Sarat air atau dikenal sebagai sebagai draught adalah
jarak tegak antara lunas (keel) sampai garis air muat, maksimumnya
ditetapkan sebagai batas lambung timbul (freeboard). Sarat air biasa
disimbolkan dengan huruf ”d” atau “T”. Sarat kapal sangat ditentukan
beberapa faktor seperti model lambung kapal, termasuk di dalamnya
dimensi kapal rancangan itu sendiri, muatan (payload), berat konstruksi,
suhu air serta viskositas air di mana kapal dioperasikan.
Dalam (depth) / Tinggi geladak
Depth
moulded (dalam) menurut mal adalah kedalaman atau tinggi yang diukur
dari bagian atas lunas sampai bagian bawah geladak yang terendah di
tengah-tengah panjang kapal (LBP).
Lambung bebas minimum (f)
Lambung
bebas minimum (Min. freeboard), ialah jarak vertikal antara garis
geladak bagian atas sampai dengan lingkaran Plimsol Mark (garis muat).
Semakin besar muatan kapal, benaman kapal yang tercelup ke dalam air
semakin dalam sampai batas aman yang ditandai dengan Plimsol Mark.
Sedang lambung bebas (freeboard) adalah jarak vertikal antara garis
geladak bagian atas sampai garis air.
Koefisien Kapal
Koefisien
kapal merupakan suatu besaran yang merupakan fungsi dari dimensi utama
kapal (main dimension). Koefisien–koefisien yang diperoleh akan
digunakan dalam perhitungan rancangan kapal. Jenis koefisien kapal
adalah sebagai berikut:
Koefisien Bentuk (Cb)
Koefisien bentuk dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana :
- V = Volume Carena
- L = Panjang Garis Air
- B = Lebar Kapal
- T = Sarat Kapal
Koefisien
bentuk ini berfungsi untuk mengetahui bentuk lambung dari sebuah kapal
rancangan yang mana semakin besar nilai sebuah koefisien bentuk, maka
berdampak pada bentuk lambung yang gemuk. Sebaliknya pun demikian.
Dalam Buku Teori Bangunan Kapal diberikan nilai batasan koefisien
bentuk yaitu: (0,20 – 0,84). Untuk rancangan kapal–kapal penyeberangan
yang ada sekarang pada umumnya menggunakan Cb yang besar. Hal ini
bertujuan untuk mencapai sebuah kapasitas ruang muat yang lebih besar
meski tidak sedikit yang menggunakan nilai Cb yang relatif kecil.
Koefisien Water Line (Cwl) dan Koefisien Midship (Cm)
Koefisien Water line
Koefisien Water line (CW) - (range: 0,70 – 0,90). adalah
luas bagian kapal yang berada digaris air dibagi panjang pada garis
air dikali lebar kapal. Nilai yang kecil menunjukkan kapal yang
streamline seperti pada kapal layar atau kapal penumpang sedangan nilai
yang besar menunjukkan kapal kecepatan rendah yang digunakan pada
kapal barang atau kapal tangker.
Koefisien midship
Koefisien Midship (CM) - (range: 0,50 – 0,995) adalah
potongan melintang pada bagian tengah kapal, atau bagian terbesar yang
dibagi dengan lebar (beam) x draft. Yang merupakan ratio antara bagian
yang berada dibawah air dengan luas pesegi antara lebar dengan draft.
Nilai yang kecil menunjukkan kapal yang streamline yang biasanya
ditemukan pada kapal layar dan nilai yang besar biasanya pada kapal
barang atau tangker.
Koefisien prismatik
Koefisien
prismatik adalah volume dibagi dengan panjang pada garis air dikali
luas potongan dibawah garis air. Angka yang rendah menunjukkan bagian
tengah kapal yang penuh sedang ujung-ujung yang lancip yang biasa
digunakan pada kapal kecepatan tinggi sedangkan angka yang besar
digunakan pada kapal kecepatan rendah.
Perbandingan Ukuran Utama Kapal
Perbandingan
ukuran utama kapal menentukan karakteristik sebuah rancangan kapal.
Secara terperinci rasio ukuran utama dapat kita lihat sebagai berikut:
- B/T : Ratio ini menunjukkan karakteristik stabilitas kapal
- L/B : Ratio yang menunjukkan maneuvering kapal
- L/D : Ratio yang menunjukkan kekuatan konstruksi kapal, khususnya kekuatan memanjang
- B/T yang rendah akan mengurangi stabilitas kapal, sebaliknya B/T yang tinggi akan membuat stabilitas kapal menjadi lebih baik.
- L/B yang kecil akan memberikan kemampuan stabilitas yang lebih baik akan tetapi dapat juga menambah tekanan kapal
- L/B yang besar mengurangi kemampuan olah gerak (maneuver) kapal dan mengurangi pula stabilitas kapal
- L/D yang besar akan mengurangi kekuatan memanjang kapal, sebaliknya L/D yang kecil akan menambah kekuatan memanjang kapal.
- D/T : Ratio yang menunjukkan lambung timbul kapal, terutama berhubungan dengan daya apung cadangan
Ukuran Berat Kapal
Untuk
menyatakan ukuran suatu kapal dalam sebuah kapal rancangan, dapat
ditentukan berdasarkan spesifikasi muatan kapal. Spesifikasi muatan
kapal tersebut dapat ditinjau sebagai berikut:
- Ukuran menurut isi kapal.
- Atau ukuran menurut bobot atau berat kapal.
- Daya mesin kapal.
Bagi
usaha penyeberangan, umumnya dalam pemilihan kapal akan mengambil
kapal yang memiliki ruangan yang dapat menampung kendaraan yang akan
diseberangkan sebanyak mungkin, bahkan ruangan yang lebih dari satu dek
(geladak), agar daya muat kendaraannya besar. Sedang untuk angkutan
sungai dan danau yang dipentingkan adalah muatan penumpang atau barang
yang bisa diangkut. Untuk mengetahui daya muat atau ruang yang luas
adalah ukuran menurut isi kapal, tepatnya net registered tonnage (NRT)
Ukuran Menurut Isi
Untuk
mengetahui tonnage isi kapal, diukur ruangan dalam kapal dengan alasan
bahwa ruangan yang tertutup dan digunakan untuk pemuatan barang (di
bawah atau di atas geladak) adalah faktor penting penentuan daya
pendapatan (earning power) suatu kapal. Oleh karenanya ruangan tersebut
dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk pengukuran dan sebagai batas
perhitungan ukuran, diambil tonnage dek (geladak ukur), yaitu geladak
teratas untuk kapal yang memiliki kurang dari 3 dek lengkap (continous
deck) atau geladak lengkap kedua dari bawah bagi kapal yang memiliki
deck lengkap lebih dari 2 buah geladak lengkap.
Ada 2 macam ukuran menurut isi kapal yaitu Gross Tonage (GR) dan Net Tonage (NT)
Gross Tonnage (GT)
Gross
Tonnage atau dulu disebut Gross Register Tonnage atau dalam bahasa
Indonesia disebut sebagai tonase kotor yaitu jumlah seluruh ruangan di
bawah geladak ukur (Tonnage deck) dan ruangan-ruangan tertutup yang ada
di atasnya dan dikurangi dengan ruangan-ruangan tertentu, yakni:
ruangan cahaya dan angin, rumah kemudi (Wheelhouse), dapur, tangga, WC,
hatchways di atas ½ % dari gross tonnage dan ruangan-ruangan yang
menurut peraturan pengukuran terbuka (seperti open shelter deck). GRT
ini untuk mendapatkan kapal-kapal (ship registration), surat ukur kapal.
Arti ton dalam hal ini diartikan sebagai isi atau registered ton. Satu
(1) ton sama dengan 100 cubicfeet atau sama dengan 2,83 M3 (1 M3 =
35,3165 cf).
Badan
yang melakukan pendaftaran kapal ini (badan swasta) disebut
classification society, yang akan menerbitkan sertifikat klasifikasi.
Badan ini mengikuti pertumbuhan kapal, mulai dari pembuatan sampai
dengan pemusnahan (from the cradle to the grave). Beberapa badan
klasifikasi di dunia:
- Lloyd’s Register of shiping (L_R) di London.
- American Bureau of shipping (A-B) di New York.
- Bureau Veritas (B-V) di Paris.
- Nopske Veritas (N-V) di Oslo.
- Germanische Lloyd (G-L) di Berlin.
- Registro Italion (R-I) di Roma.
- Nippon Kaiji Kyokai (N-K) di Tokyo.
- Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) di Jakarta.
Perhitungan
Perhitungan
tonase kotor dijelaskan di dalam Regulation 3 dari Annex 1 dalam The
International Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969.
Tergantung dari dua variabel:
- V adalah total volume dalam meter kubik (m³), dan
- K1 adalah faktor pengali berdasarkan volume kapal.
Faktor
pengali K mempengaruhi persentase volume kapal yang dinyatakan sebagai
tonase kotor. Untuk kapal kecil nilai K lebih kecil, sedang untuk
kapal besar nilai K lebih besar. Nilai K bervariasi pada rentang antara
0.22 sampai 0.32 dan dihitung dengan rumus:
Setelah V dan K diketahui, tonase kotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Sebagai contoh, kita dapat menghitung tonase kotor suatu kapal dengan volume sebesar 10,000 m³.
-
- K1 = 0.2 + 0.02 × log10(V)
-
-
- = 0.2 + 0.02 × log10(10,000)
- = 0.2 + 0.02 × 4
- = 0.2 + 0.08
- = 0.28
-
Jadi besarnya tonase kotor/GT adalah:
-
- GT = K1 × V
- = 0.28 × 10,000
- = 2,800 tons
- GT = K1 × V
Net Tonnage (NT)
NT
atau sering juga disebut Regitered ton atau Net Tonnage, diperoleh
dari pengurangan Gross Tonnase dengan isi ruangan-ruangan tempat
kediaman awak kapal, (kamar nakhoda dan perwira-perwira, ruangan
navigasi, tempat alat-alat serang (boatswain) tempat air ballast dan
air minum, tempat pompa-pompa, mesin Bantu (donkey) dan ketel (boiler)
tempat penyimpanan layar (tidak boleh lebih dari 21/2 % tempat mesin
kapal). Berarti bahwa net tonnage adalah jumlah seluruh isi ruangan
kapal yang tersedia untuk keperluan pengangkutan barang muatan atau
barang dagangan.
Contoh Perhitungan
Untuk kapal dengan penumpang 12 orang atau kurang:
Dasar perhitungan tonase bersih berdasarkan ketentuan [3] tergantung kepada variabel berikut:
- V adalah total volume cargo dalam meter kubik (m³).
- D adalah jarak bagian atas lunas sampai bagian tepi bawah geladak dalam meter.
- d, adalah draft dalam meter.
Langkah
pertama dalam menghitung NT adalah menghitung nilai K2, yang
tergantung kepada Vc. Yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
Selanjutnya dengan menggunakan ketiga nilai tersebut perhitungan NT diperoleh dari rumus:
Di mana faktor (4d/3D)2 tidak boleh melebihi 1, dan nilai Vc × K2 × (4d/3D)2 tidak melebihi 0.25 GT, dan nilai akhir NT tidak boleh diterima bila hasilnya kurang dari 0.30 GT.
Untuk kapal dengan penumpang 13 orang atau lebih:
Dalam menghitung NT untuk kapal-kapal yang diizinkan mengangkut 13 atau lebih penumpang digunakan tambahan 3 variabel lain:
- GT adalah Tonase kotor kapal.
- N1 adalah jumlah penumpang di dalam kabin dengan tidak lebih dari 8 tempat.
- N2 adalah jumlah penumpang lainnya,
Pertama sekali dihitung pengali K3 atas dasar GT dengan menggunakan rumus berikut:
Selanjutnya dapat dihitung tonase bersih:
Di mana faktor (4d/3D)2 tidak boleh melebihi 1, sehingga Vc × K2 × (4d/3D)2 tidak akan lebih dari 0.25 GT, dan nilai akhir dari NT tidak boleh diterima kalau kurang dari 0.30 GT.
Ukuran Menurut Bobot
Ukuran
menurut bobot atau berat kapal, digunakan satuan longton ( 1 longton =
224 pound / lbs = 1.016 kg) atau satuan short ton (1 short ton = 907,
18 Kg), namun kalau tidak dinyatakan lain maka ton berat adalah
longton. Ada 2 macam ukuran ton berat, yaitu:
- Tonase bobot mati (Inggris: deadweight tonnage disingkat DWT) adalah jumlah bobot/berat yang dapat ditampung oleh kapal untuk membuat kapal terbenam sampai batas yang diizinkan dinyatakan dalam long ton atau metrik ton. Batas maksimum yang diizinkan ditandai dengan plimsol mark pada lambung kapal. Tonase bobot mati didefinisikan sebagai perjumlahan dari bobot/berat berikut ini: muatan barang, bahan bakar, air tawar, air ballast, barang konsumsi, penumpang, awak kapal.
- Berat benaman atau disebut juga sebagai displacement tonnage adalah bobot yang sesungguhnya dari keseluruhan kapal, merupakan jumlah dari DWT dan LWT. Kalau tanpa muatan dan BBM, disebut LIGHT DISPLACEMENT, yang terdiri dari berat baja kapal, berat peralatan dan mesin penggerak beserta instalasi pembantu. Kalau termasuk muatan, BBM dan berat kapal sampai pada garis muat yang terdalam (to her deepes mark) disebut HEAVY DISPLACEMENT.
Stabilitas Kapal
Salah
satu penyebab kecelakaan kapal di laut ,baik yang terjadi di laut
lepas maupun ketika di pelabuhan, adalah peranan dari para awak kapal
yang tidak memperhatikan perhitungan stabilitas kapalnya sehingga dapat
mengganggu keseimbangan. Secara umum akibatnya dapat menyebabkan
kecelakaan fatal seperti kapal tidak dapat dikendalikan, kehilangan
keseimbangan dan bahkan tenggelam yang pada akhirnya dapat merugikan
harta benda, kapal, nyawa manusia bahkan dirinya sendiri. Sedemikian
pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk keselamatan
pelayaran, maka setiap awak kapal yang bersangkutan bahkan calon awak
kapal harus dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan
dalam menjaga kondisi stabilitas kapalnya sehingga keselamatan dan
kenyamanan pelayaran dapat dicapai.
Titik-Titik Penting dalam Stabilitas
Titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik berat (G), titik apung (B) dan titik M.
-
- M - Metacenter
- G – Titik berat (Centre of Gravity)
- B – Titik apung (Centre of Buoyancy)
- K – Lunas/Keel
Titik Berat (Centre of Gravity)
Titik
berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal,
merupakan titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah
terhadap kapal. Letak titik G ini di kapal dapat diketahui dengan
meninjau semua pembagian bobot di kapal, makin banyak bobot yang
diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah letak titik G-nya.
Secara
definisi, titik berat (G) ialah titik tangkap dari semua gaya–gaya
yang bekerja ke bawah. Letak titik G pada kapal kosong ditentukan oleh
hasil percobaan stabilitas. Perlu diketahui bahwa, letak titik G
tergantung daripada pembagian berat di kapal. Jadi selama tidak ada
berat yang di geser/ditambah/dikurangi, titik G tidak akan berubah
walaupun kapal oleng atau mengangguk/trim.
Titik Apung (Centre of Buoyance)
Titik
apung (center of buoyance) dikenal dengan titik B dari sebuah kapal,
merupakan titik tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke
atas dari bagian kapal yang terbenam dalam air. Titik tangkap B bukanlah
merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah-pindah
oleh adanya perubahan sarat dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik B
inilah yang menyebabkan kapal mampu untuk tegak kembali setelah
mengalami senget. Letak titik B tergantung dari besarnya senget kapal
(bila senget berubah maka letak titik B akan berubah / berpindah. Bila
kapal menyenget titik B akan berpindah kesisi yang rendah.
Titik Metasentris
Titik
metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan
sebuah titik semu dari batas di mana titik G tidak boleh melewati di
atasnya agar supaya kapal tetap mempunyai stabilitas yang positif
(stabil). Meta artinya berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat
berubah letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150),
maka titik apung B bergerak di sepanjang busur di mana titik M
merupakan titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre of line) dan
pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih sangat
kecil, sehingga masih dapat dikatakan tetap.
Ukuran dalam stabilitas
Ada beberapa ukuran-ukuran yang digunakan dalam stabilitas kapal seperti ditunjukkan dalam gambar berikut.
[sunting]KG – Adalah tinggi titik berat ke lunas/jarak/letak titik berat terhadap lunas
Nilai
KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining
experiment), selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil
momen. Nilai KG dengan dalil momen ini digunakan bila terjadi pemuatan
atau pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui letak titik berat
suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre of gravity
(VCG) lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh
momen bobot tersebut. Selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di
kapal dibagi dengan jumlah bobot dan menghasilkan nilai KG pada saat
itu.
Di mana,
- ∑M = Jumlah momen (ton)
- ∑W = jumlah perkalian titik berat dengan bobot benda (m ton)
- KM – adalah tinggi / jarak metacenter dari lunas.
- KM ialah jarak tegak dari lunas kapal sampai ke titik M, atau jumlah jarak dari lunas ke titik apung (KB) dan jarak titik apung ke metasentris (BM), sehingga KM dapat dicari dengan rumus:
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat itu.
GM – Tinggi Metacentric:
Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik M. Dari rumus disebutkan:
- GM = KM – KG
- GM = (KB + BM) – KG
Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas kapal selama pelayaran nanti
BM – Radius Metacentric:
BM
dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila
kapal mengoleng dengan sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan
titik B merupakan sebagian busur lingkaran di mana M merupakan titik
pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap tetap
karena sudut olengnya kecil (100-150). Lebih lanjut dijelaskan bahwa:
Di mana :
- b = lebar kapal (m)
- d = draft kapal (m)
KB (Tinggi Titik Apung dari Lunas)
Letak
titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi
berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat atau senget kapal. Menurut
Rubianto (1996), nilai KB dapat dicari:
- Untuk kapal tipe plat bottom, KB = 0,50d
- Untuk kapal tipe V bottom, KB = 0,67d
- Untuk kapal tipe U bottom, KB = 0,53d
- Di mana d = draft kapal
Dari diagram metasentris atau lengkung hidrostatis, di mana nilai KB dapat dicari pada setiap sarat kapal saat itu
Segitiga stabilitas
Bila
suatu kapal senget maka titik apung akan bergerak sedangankan titik
berat (gravitasi) tidak berubah. Karena gaya apung dan gravitasi sama
besar dan searah, tetapi kalau kapal miring akan membentuk dua gaya yang
paralel dengan arah yang berlawanan, mengakibatkan terjadi rotasi.
Rotasi ini mengakibatkan kapal kembali ke posisi semula karena gaya
apung dan gravitasi sama besar berlawanan arah akan saling menutup. Hal
ini dikatakan sebagai pasangan (coupled) karena kedua gaya yang bekerja
menghasilkan rotasi. Rotasi inilah yang menyebabkan terjadi
keseimbangan kapal.
Jarak
antara gaya apung dan gravitasi disebut sebagai lengan penegak. Pada
gambar di atas lengan penegak merupakan garis yang ditarik dati titik
gravitasi ke vektor gaya apung kapal. Untuk kemiringan yang kecil (0o sampai 7o ke 10o, metacenter tidak berubah), nilai lengan penegak (GZ) dapat diperoleh secara trigonometry.
Dengan menggunakan fungsi sinus untuk mendapatkan lengan penegak:
Dengan stabilitas awal (0o sampai 7o-10o)
metacenter tidak berubah, dan fungsi sinus hampir linier (garis lurus)
Oleh karena itu Lengan Penegak kapal < GZ proporsional terhadap
ukuran tinggi metacenter, GM. Sehingga GM adalah ukuran awal stabilitas
kapal
Momen Penegak (Righting Moment/RM)
Moment
penegak adalah ukuran stabilitas kapal terbaik. Menjelaskan kenapa
kapal bisa mengatasi kemiringan dan kembali ke titik
keseimbangan/stabilitas. Moment penegak adalah sama dengan lengan
penegak dikali displacement kapal.
Contoh:
Suatu
kapal mempunyai displacement sebesar 6000 LT dan mempunyai lengan
penegak sebesar 2.4 FT bila dimiringkan 40 derajat. Berapa momen penegak
kapal?
- RM = 2.4 FT x 6000 LT
- RM = 14,400 FT-Tons (disebut "foot tons")
Atau dalam ukuran metrik
- RM = 0,73 M x 6000LT
- RM =4384 M-ton
Kondisi Stabilitas
Posisi
Titik gravitasi dan Metacentre menunjukkan indikasi awal stabilitas
kapal. Kalau terjadi permasalahan yang mengganggu stabilitas kapal maka
dikelompokkan dalam:
Kondisi stabilitas | Gambar |
---|---|
Stabilitas positif
Metacenter berada diatas titik grafitasi. Kalau kapal senget atan membentuk lengan penegak, yang mendorong kapal tegak kembali
| |
Stabilitas netral
Metacenter
berhimpit dengan titik grafitasi. Kalau kapal senget tidak membentuk
lengan penegak, sampai metacenter berpindah setelah senget 70 – 100
| |
Stabilitas negatip
Titik
gravitasi kapal berada di atas metacenter, bila kapal senget lengan
penegak negatif terbentuk yang akan mengakibatkan kapal terbalik.
|
Kurva statistik stabilitas
Bila
suatu kapal disengetkan melalui berbagai sudut senget dan lengan
penegak untuk setiap derajat senget diukur maka dapat diperoleh kurva
statistik stabilitas. Kurva ini adalah gambaran stabilitas kapal pada
muatan tertentu.
Berbagai informasi bisa diperoleh dari kurva ini, di antaranya:
Rentang stabilitas: Kapal ini akan menghasilkan lengan penegak bila disengetkan dari 0o sampai 74o. (Kurva ini diasumsikan bahwa seluruh struktur utama kapal kedap air.)
Lengan
penegak maksimum: adalah jarak terbesar antara gaya dari daya apung
dengan gravitasi. Di sinilah para tenaga ahli perkapalan menghabiskan
energinya.
Sudut
maksimum lengan penegak: adalah sudut senget di mana lengan penegak
mencapai puncaknya. Sudut bahaya: adalah separoh sudut lengan penegak
maksimum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar