Senin, 30 Oktober 2017
Jika anda membutuhkan jasa marine survey di Batam, Indonesia silahkan menghubungi kami di nomor hape 08127015790.
Kami dapat mengerjakan semua Jenis Marine Survey seperti Condition Survey untuk Kapal Tug Boat, Kapal Tongkang atau
Barge, Kapal Supply sejenis kapal AHTS, Kapal Anchor Handling Tug (AHT), Kami juga bisa mengerjakan Survey Marine untuk
Marine Warranty Survey, Survey untuk P And I Club seperti Damage Survey, Pre-Loading Survey juga Loading Supervision Survey
untuk Minyak Petroleum, Loading Supervision Survey untuk General Cargo, Loading Supervision Survey untuk Kontainer, Stuffing
Container dan banyak lagi Jasa Survey Marine yg bisa kami berikan servisnya kepada anda untuk memenuhi keinginan bisnis maritime anda.
Daftar Lengkap Jasa Marine Survey yg dapat kami tawarkan kepada anda, silahkan lihat list marine survey di bawah ini;
MARINE INSPECTION
1) On Hire / Off Hire Survey
2) Bunker Survey
3) Container Inspection
4) Damage Investigation
5) Towing and Lashing Survey
6) Condition Survey
7) Follow up Survey
8) Tally and condition survey
9) Inspection for cargo quantity and condition during stuffing and un-stuffing
10) Pre-shipment and Preloading Survey
11) Weighing and measuring
12) Pre break-bulk, opening seals/unsealing
13) Cargo damage survey
14) Cargo sampling
15) Loading & discharging supervision
16) Pre Purchase Surveys
17) Free Gas Survey
18) Expedite Survey
19) Draft Survey
20) Hold Cleanliness
21) Tally and Condition Survey
22) Measuring and Condition Survey
23) Cargo Insurance
24) Investigation Survey
25) Weighing Survey
LIQUID CARGO AND GAS
1) Loading / Discharging Superintendence
2) Loss Control / Cargo Damage Survey
3) Shore / Ship Tanks Cleanliness Survey
4) ROB Inspection
5) Sampling and Analysis
6) ROB Fuel Consumption/bunker survey
7) Pre-shipment inspection
8) Tank cleanliness inspection
9) Oil losses inspection
10) Bunker Survey
LABORATORY ANALYSIS
In case there is any requirement from our client for laboratory analysis, we will perform such analysis at our authorized partnership laboratory
who is recognized as most reliable Laboratory in Indonesia
Jika anda membutuhkan Jasa Marine Survey untuk Kapal dan Perusahaan Pelayaran Anda demi keamanan Barang Kargo Muatan Kapal anda serta menjamin
keamanan Kapal anda, silahkan menghubungi kami Marine Surveyor di Batam, Indonesia , Ruly Abdillah Ginting di nomor hape 08127015790
Jumat, 27 Oktober 2017
IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN BAGIAN KAPAL PERIKANAN
PENDAHULUAN
Kapal ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan syarat-syarat yang
diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal ikan, akan tetapi berbeda dengan
kapal penumpang (passenger ship) dan kapal barang ( cargo ship). Kapal ikan menangkap dan
mencari ikan di laut, dengan mengikuti gerombolan ikan dan mengangkut hasil tangkapan ke pelabuhan
dalam keadaan masih segar. Untuk itu suatu kapal ikan memerlukan kecepatan yang besar dan kemampuan
olah gerak kapal yang baik. Melihat kenyataan bahwa operasi kapal ikan akan banyak berhadapan dengan
berbagai peristiwa laut, misalnya topan, badai dan gelombang, suatu kapal ikan sangat memerlukan suatu
konstruksi yang amat kuat, dibuat dengan perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan baik pula, sehingga
kapal selalu layak laut. Untuk dapat mengelola, menjaga dan memperlakukan kapal dengan baik, sebagai tahap
awal pihak pengelola kapal harus mengetahui dan memahami tentang fungsi dan nama dari bagianbagian kapal.
Selain itu bila ada kelainan fungsi dan perubahan bentuk konstruksi kapal, pengelola dapat segera melakukan
perbaikan. Modul ini disusun sebagai alternatif untuk mempelajari struktur dan
bagian-bagian kapal ikan, sehingga siswa akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola dan merawat kapal dengan baik.
Bangunan kapal
Badan kapal pada umumnya adalah sebuah tempat atau bejana yang berdinding tipis, kedap air dan diisi muatan, penumpang,
mesin dan tempat tinggal awak kapal serta peralatan kapal yang sesuai dengan tujuan pembangunannya. Nama-nama dan istilah
bagian-bagian kapal adalah seperti di bawah ini :
Gambar 1. Susunan umum kapal
Bagian-bagian Kapal
1. Tiang (Mest)
2. Anjungan (Wheel House)
3. Kepala Palka (Fish Hatch)
4. Deck Akil (Fore Castle Deck)
5. Winch Jangkar (Winch Less)
6. Gudang (Store)
7. Bak Rantai Jangkar (Chain Locker)
8. Tangki Bahan Bakar (Fuel Oil Tank)
9. Penggulung Tali Pancing (Line Hauler)
10. Palka Ikan (Fish Hold)
11. Ruang Mesin Pendinginan Cepat (Quick Freezing Room)
12. Ruang Mesin Pendingin (Refrigerating Machine Room)
13. Ruang Mesin (Engine Room)
14. Dasar Berganda (Double Bottom)
15. Ruang Makanan (Mess Room)
16. Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)
17. Gudang Persediaan Makanan (Provision Store)
18. Ruang Mesin Kemudi (Steering Engine Room)
19. Daun Kemudi
20. Baling-baling (Propeller)
21. Ruang Anak Buah Kapal (Crew Space)
22. Geladak Utama (Main Deck)
23. Geladak Jembatan (Bridge Deck)
24. Linggi Haluan (Stem)
25. Lunas (Keel)
26. Linggi Buritan (Stern Post)
27. Linggi Baling-baling (Propeller Post)
28. Sekat Pelanggaran (Collision Bulk Head)
29. Sekat Kedap Air (Transversal Bulk Head)
2. Istilah-istilah penting dalam Bangunan Kapal
a. Lambung Kapal
Badan kapal biasanya panjang dan simetris terhadap bidangtengah memanjang kapal. Kapal pada umumnya di bagian tengah berbentuk persegi
panjang dengan kedua sudut dibawahnya dibulatkan. Dihaluan dan buritan bentuknya mendekati huruf V (fi). Bagian depan disebut HALUAN,
bagian belakang disebut BURITAN, bagian bawah
disebut ALAS, dan kedua dinding disamping disebut SISI atau LAMBUNG. Alas bersama lambung kiri dan kanan disebut KULIT LUAR. Kulit luar
yang berada di atas permukaan air atau jarak vertikal seluruh lambung kapal yang diukur dari tepi deck ke garis muat disebut
LAMBUNG BEBAS (FREE BOARD). Kulit kapal baja masing-masing pelatnya dapat dihubungkan dengan cara las atau cara keling. Cara las adalah
menghubungkan pelat setelah terlebih dahulu bagian pelat yang akan disambung dicairkan, dan cara keling adalah menyambung pelat menggunakan
paku keling.
b. Geladak
Lapisan yang menghubungkan bagian atas kapal disebut DECK atau GELADAK. Geladak ditopang oleh balok geladak. Geladak dibuat tidak datar, akan
tetapi melengkung ke arah melintang yang disebut CEMBUNG GELADAK dan mendukung ke arah memanjang disebut LENGKUNG GELADAK atau GAING. Geladak
paling atas yang menerus sepanjang kapal disebut GELADAK UTAMA dan geladak yang terletak di atas ruang timbul disebut GELADAK KIMBUL, di atas
ruang akil disebut GELADAK AKIL, di atas anjungan disebut GELADAK JEMBATAN dan geladak untuk menempatkan sekoci disebut GELADAK SEKOCI.
c. Kimbul
KIMBUL adalah bangunan yang berdinding tipis selebar kapal di atas geladak utama yang berada di bagian buritan, di bagian tengah adalah ANJUNGAN
dan di depan adalah AKIL. Pada geladak utama dibuat lubang palka untuk lewat barang muatan kapal ke dan dari
dalam palka. Lubang palka diberi penutup palka.
Gambar 2. Bangunan atas kapal
d. Dasar Berganda
DASAR BERGANDA (Double Bottom) adalah dasar yang rangkap dua. Sebelah luar alas kapal dan sebelah dalam alas dalam (Top Tank) digunakan untuk :
1. Mempertinggi keselamatan kapal di dalam pelayaran bila terjadi kerusakan pada dasar kapal.
2. Sebagai tempat “air ballast” bila kapal berlayar tanpa muatan.
3. Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar, minyak pelumas dan air tawar.
4. Dengan diisinya ruang dasar berganda dengan muatan cair dapat memperbaiki stabilitas.
Gambar 3. Dasar berganda
e. Ruang Pemisah (Cofferdam)
Ruangan yang terdapat pada dasar berganda untuk memisahkan tangki-tangki yang diisi dengan cairan yang berbeda jenis.
Gambar 4. Cofferdam
f. Sekat Kedap Air (Bulk Head)
Ada 2 (dua) macam sekat kedap air yaitu :
1. Sekat Kedap Air Melintang (Transversal Bulk Head)
2. Sekat Kedap Air Memanjang (Longitudinal Bulk Head)
Sekat kedap air berguna untuk :
- Membagi kapal atas beberapa bagian (Kompertment) yang kedap
air.
- Menambah kekuatan melintang kapal
- Mencegah atau membatasi menjalarnya api apabila terjadi kebakaran dan air apabila terjadi kebocoran pada salah satu ruangan.
Banyaknya sekat kedap air melintang yang harus dipasang menurut ketentuan SOLAS adalah :
2.1 Satu buah sekat pelanggaran (Collision Bulk Head)
2.2 Satu buah sekat kedap air kamar mesin bagian depan
2.3 Satu buah sekat kedap air kamar mesin bagian belakang
2.4 Satu buah sekat kedap air belakang (After Peak Bulk Head)
Gambar 5. Sekat melintang kapal
g. Tangki Ceruk (Peak Tank)
Tangki Ceruk ada 2 macam antara lain :
Ceruk Haluan (Fore Peak Tank), yaitu tangki yang dibatasi bagian depan oleh linggi haluan dan di belakang oleh sekat pelanggaran.
Ceruk haluan dipergunakan untuk tangki ballas atau bak rantai jangkar.
1. Ceruk Buritan (After Peak Tank) yaitu, tangki yang dibatasi oleh linggi buritan dan dinding sekat kedap air belakang. Ceruk buritan
berguna untuk air ballast.
Gambar 6. Ceruk
h. Linggi
Badan kapal dilengkapi oleh bagian depan dengan linggi haluan (Stem) dan bagian belakang dengan linggi buritan (Stern Post) yang merupakan
ujung-ujung yang kokoh untuk suatu kapal.
1. Linggi Haluan (Stem)
Ada beberapa bentuk linggi haluan yang kita ketahui yaitu :
Gambar 7. Bentuk linggi haluan
Keterangan :
a.1. Linggi tegak (Vertical Stem)
a.2. Linggi condong (Racked Stem)
a.3. Linggi bulba (Bulb Stem)
a.4. Linggi Maier (Maier Stem)
a.5. Linggi Gunting (Clipper Stem)
a.6. Linggi Pemecah Es (Ice Breaker Stem)
2. Linggi Buritan (Stern Post)
Ada beberapa bentuk linggi buritan antara lain :
Gambar 8. Bentuk linggi buritan
Keterangan :
b.1. Bentuk Eliptik.
b.2. Bentuk Jelajah (Cruiser) dengan kemudi imbang.
b.3. Bentuk Jelajah (Cruiser) dengan kemudi gantung.
b.4. Bentuk Balok Lintang (Transom)
i. Kemudi
Kemudi berfungsi untuk mengolah gerak kapal. Untukmenggerakkan daun kemudi yang berada di bawah permukaan air, dipergunakan mesin
kemudi yang dihubungkan dengan poros kemudi pada ruang mesin kemudi. Mesin kemudi dapat dioperasikan dari ruang
nahkoda yang berada di anjungan.
Ada bermacam-macam bentuk dan jenis daun kemudi antara lain :
Gambar 9. Bentuk dan jenis kemudi
j. Kamar Mesin
Mesin kapal mempunyai ruangan tersendiri yang disebut kamar mesin. Dalam kamar mesin ini diletakkan Mesin Induk (Main Engine), mesin Bantu
(Auxilary Engine), pompa-pompa, kompresor dan
sebagainya. Lebar kamar mesin selebar kapal sedangkan panjangnya kurang lebih 15 % dari panjang kapal. Adapun letak kamar mesin ini ada di
belakang atau ditengah-tengah kapal. Pada kapal ikan, umumnya ditempatkan di tengah, hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada
anak buah kapal agar dapat bekerja di bagian
belakang pada kapal ikan.
Gambar 10. Kamar mesin
j. Palka Ikan
Ruang palka (ruang muat) adalah ruangan dibawah geladak gunanya untuk tempat menyimpan muatan kapal. Barang muatan harus dapat tersimpan dengan baik,
tidak rusak dan tidak busuk. Karena itu ruangan
palka harus dapat memenuhi beberapa persyaratan
tertentu diantara ialah :
- Ruang palkah harus kedap air, artinya barang yang ada di dalam ruang palka tersebut harus dapat dijamin tidak kemasukan air.
- Ruang palka harus tidak mudah terpengaruh panas dari luar sehingga es yang di dalam palka tidak mudah mencair atau suhu yang rendah di dalam palka tidak
mudah berubah naik.
Gambar 11. Palka ikan
c. Rangkuman
Bangunan kapal terdiri dari :
- lambung kapal
- geladak
- kimbul
- dasar berganda
- ruang pemisah
- sekat kedap air
- tangki ceruk
- linggi
- kemudi
- kamar mesin
- palkah
Konstruksi Kapal
Kontruksi kapal merupakan rangkaian antara bagian-bagian konstruksi satu dengan lainnya. Bagian-bagian konstruksi kapal tersebut dapat digolongkan menjadi
dua kekuatan konstruksi yaitu bagian konstruksi yang merupakan kekuatan memanjang dan bagian konstruksi yang merupakan kekuatan melintang.
a. Bagian konstruksi memanjang
1. Kapal Kayu
Gambar 12. Konstruksi lunas kapal kayu
Gambar 13. Konstruksi buritan kapal kayu
2. Kapal Baja
Gambar 14. Konstruksi membujur kapal baja
Gambar 15. Konstruksi linggi buritan dan haluan kapal baja
b. Bagian Konstruksi Melintang
1. Kapal Kayu
Gambar 16. Konstruksi melintang kapal kayu
Keterangan:
1. Lunas Luar (Keel)
2. Lunas Dalam (Keelson)
3. Gading-gading (Frame)
4. Wrang (Floor)
5. Balok Geladak (Deck Beam)
6. Pelat Lutut (Beam Knee)
7. Galar Bilga (Bilga Strake)
8. Tutup Sisi Geladak (Water Way Plank)
9. Lajur Atas (Sheer Strake)
10. Galar Utama (First Clamp)
11. Galar Utama II (Second Clamp)
12. Papan Kulit (Seel Plank)
13. Lajur Pengapit Lunas (Gar Board Strake Plate)
14. lunas Sisi Dalam (Side Keelson)
15. Balok Lantai Ruang Ikan (Fish Hold Floor)
16. Penumpu Gilder Lantai Ruang Ikan (F.H. Hold Floor)
17. Papan Lantai Ruang Ikan (F.H. Floor Plank)
18. Papan Geladak (Deck Plank)
19. Penahan Pagar (Stanchion)
20. Papan Pagar / Kubu (Bulwark Plank)
21. Penumpu Sisi Samping (Side Girder)
22. Pendukung Tangki Tank (Support)
23. Pelat Tangki (Plat Tank)
24. Penegar Tangki (Tank Stiffener)
25. Dudukan Mesin (Engine Bed Break)
26. Wrang Pondasi Mesin (Floor Engine Bed)
27. Beam For Floor
28. Papan Lantai (Sloor Plank)
29. Lutut Baja (Steel Bracket)
30. Penutup Atas Ruang Ikan (Upper Ceiling)
31. Lantai Penutup Ruang Ikan (F.H. Floor Ceiling)
2. Kapal Baja
Gambar 17. Konstruksi melintang kapal besi
Gambar 18. Konstruksi wrang plat
Gambar 19. Konstruksi wrang terbuka
Gambar 20. Konstruksi wrang kedap air
Gambar 21. Konstruksi sekat lintang tengah
Gambar 22. Konstruksi sekat ceruk haluan
c. Rangkuman
Konstruksi kapal terdiri dari :
1. Konstruksi membujur :
a) Lunas
b) Lunas sayap
c) Linggi
d) Balok kayu mati
e) Balok poros baling-baling
f) Kulit
g) Plat / papan geladak
h) Senda
i) Sekat membujur
2. Konstruksi melintang :
a) Wrang
b) Gading-gading
c) Balok geladak
d) Lutut
e) Sekat melintang
Rabu, 25 Oktober 2017
Kenali Bagian-Bagian Kapal Laut
kenali bagian-bagian kapal laut
“Tak kenal maka tak sayang”...:)
Untuk itu sebelum bisa mengemudikan kapal sudah semestinya kamu tahu bagian-bagianumum yang ada di kapal.
Bagian depan kapal biasa disebut HALUAN, sedangkan bagian belakang disebut BURITAN.
Di Haluan biasanya terdapat JANGKAR yang digunakan untuk berlabuh di tengah perairandikarenakan kondisi
tertentu, Sedangkan di bawah buritan (di bawah permukaan air) biasanya terdapat PROPELER atau baling-baling
untuk menggerakkan kapal maju mundur dan DAUN KEMUDI untuk membelokkan kapal ke kanan atauke kiri.
Bagian badan kapal biasa disebut LAMBUNG, untuk lambung kanan biasa disebut STARBOARD dan lambung kiri disebut
PORT Side uang komando kapal yang terletak di bagian paling atas bangunan kapal biasanya disebut ANJUNGAN
merupakan tempat Captain kapal bersama anggota navigasinya mengemudikan kapal.
Lantai-lantai di kapal biasa disebut GELADAK atau DECK. Bagian paling bawah kapal yang merupakan
tulang punggunya kapal disebut LUNAS.
Anak Buah Kapal ( ABK) Atau Awak Kapal
Anak Buah Kapal (ABK) atau Awak Kapal terdiri dari beberapa bagian.
Masing masing bagian mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri dan tanggung jawab utama terletak di tangan Kapten
kapal selaku pimpinan pelayaran.
Hierarki Awak Kapal
Terbagi menjadi Departemen Dek dan Departemen Mesin, selain terbagi menjadi perwira/Officer dan bawahan/Rating.
*# Perwira Departemen Dek
*# Kapten/Nakhoda/Master adalah pimpinan dan penanggung jawab pelayaran
*# Mualim I/Chief Officer/Chief Mate bertugas pengatur muatan, persediaan air tawar dan sebagai pengatur arah navigasi
*# Mualim 2/Second Officer/Second Mate bertugas membuat jalur/route peta pelayaran yg akan di lakukan dan pengatur arah
navigasi.
*# Mualim 3/Third Officer/Third Mate bertugas sebagai pengatur, memeriksa, memelihara semua alat alat keselamatan kapal
dan juga bertugas sebagai pengatur arah navigasi.
*# Markonis/Radio Officer/Spark bertugas sebagai operator radio/komunikasi serta bertanggung jawab menjaga keselamatan
kapal dari marabahaya baik itu yg di timbulkan dari alam seperti badai, ada kapal tenggelam, dll.<ref>Namun pada awal tahun
1990-an posisi markonis ini terancam dengan adanya peralatan komunikasi yang sangat modern yaitu dengan menggunakan system
INMARSAT (International Maritime Satelit) dan GMDSS (Global Maritime Distress Safety System). Komunikasi dengan menggunakan
INMARSAT lebih cepat, tepat dan akurat karena menggunakan sistem satelit pengiriman berita bisa lewat e-mail, ataupun telephone
secara langsung. Banyak perusahaan pelayaran tidak mempekerjakan seorang markonis di atas kapal, karena para Mualim dan Kapten
juga di perbolehkan mengoperasikan peralatan INMARSAT dan GMDSS dengan ketentuan sertifikasi yang layak untuk menggantikan posisi
marconist.Pemerintah telah memberikan kesempatan kepada para ex markonis / operator radio untuk mengambil ijazah Mualim III / ANT III
(Deck Departement), akan tetapi tidak semua ex markonis tersebut dapat mengikuti pendidikan untuk mengambil ijazah ANT III tersebut
dengan alasan sebagai berikut :
* Untuk para operator radio yang sudah lanjut usia.
* Biaya untuk mengambil ijazah ANT III tersebut sangat mahal.
* Lama pendidikan di tambah praktek kerja laut.</ref>
* '''Perwira Departemen Mesin''' :
*# KKM (Kepala Kamar Mesin)/Chief Engineer, pimpinan dan penanggung jawab atas semua mesin yang ada di kapal baik itu mesin induk,
mesin bantu, mesin pompa, mesin crane, mesin sekoci, mesin kemudi, mesin freezer, dll.
*# Masinis 1/First Engineer bertanggung jawab atas mesin induk
*# Masinis 2/Second Engineer bertanggung jawab atas semua mesin bantu.
*# Masinis 3/Third Enginer bertanggung jawab atas semua mesin pompa.
*# Juru Listrik/Electrician bertanggung jawab atas semua mesin yang menggunakan tenaga listrik dan seluruh tenaga cadangan.
*# Juru minyak/Oiler pembantu para Masinis/Engineer
* '''Ratings atau bawahan'''
*# ''Bagian dek'':
*## Boatswain atau Bosun atau Serang (Kepala kerja bawahan)
*## Able Bodied Seaman (AB) atau Jurumudi
*## Ordinary Seaman (OS) atau Kelasi atau Sailor
*## Pumpman atau Juru Pompa, khusus kapal-kapal tanker (kapal pengangkut cairan)
*# ''Bagian mesin'':
*## Mandor (Kepala Kerja Oiler dan Wiper)
*## Fitter atau Juru Las
*## Oiler atau Juru Minyak
*## Wiper
*# ''Bagian Permakanan'':
*## Juru masak/ cook bertanggung jawab atas segala makanan, baik itu memasak, pengaturan menu makanan, dan persediaan makanan.
*## Mess boy / pembantu bertugas membantu Juru masak
sekian Terima kasih
Selasa, 24 Oktober 2017
CARA PERHITUNGAN MINYAK Di KAPAL TANKER (MT)
- Ada banyak jenis minyak yang bisa di muat oleh sebuah kapal tanker,
- namun umumnya kapal tanker hanya memuat minyak-minyak produk turunan
- petroleum seperti kebanyakan minyak yang di jual oleh Pertamina yaitu
- minyak tanah, minyak solar atau minyak diesel seperti HSD (high speed
- diesel) MGO (marine gas oil) MFO (marine fuel oil) HSFO (hihg sulphur
- fuel oil) atau pun minyak bensin atau premium atau di sebut juga dengan
- Gasoline.
Kali ini saya seorang Marine Surveyor Indonesia ingin sharing tentang
Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker khususnya untuk jenis minyak diesel,
bensin atau gasoline dan jenis minyak bumi ringan lainnya seperti tersebut
di atas. Unutk jenis minyak ringan tersebut Cara Perhitungan Minyak Di Kapal
tanker hampir sama saja, kecuali cara menghitung minyak methanol dan cara
perhituang minyak crude oil baru terdapat perbedaan cara
perhitungannya yang nanti akan kita bahas pada tulisan lain berikutnya.
karakteristik yang berbada dengan jenis kargo muatan curah lainnya, untuk
menghitung jenis muatan cair seperti Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker
maka diperlukan data-data seperti Density Minyak dan Temperature cairan minyak
yang di muat kapal. Harap dicatat bahwa Sifat zat cair adalah akan memuai
(volume bertambah) jika temperatur naik, sementara density (massa jenis)
akan selalu tetap, untuk itu diperlukan alat-alat seperti tercantum dibawah
ini jika anda ingin melakukan perhituangan muatan minyak di kapal tanker yaitu;
1. Alat ukur ullage atau sounding tape
2. Alat ukur temperature minyak (Thermometer)
3. Hydrometer atau pengukur density
4. Table kalibrasi tanki muatan (tabel kalibrasi harus ada)
5. Clynometer (Pengukur kemiringan kapal)
Perhitungan minyak menggunakan satuan liter atau meter kubik atau secara umum
disebut dengan Nett Kilo Liters Observed yaiutu jumlah volume muatan/minyak
bersih (tanpa campuran air) yang dinyatakan dalam KL (Kilo Liter/1000 Liter)
dengan density dan temperature saat itu. Nett KL Observed ini merupakan jumlah
awal hasil perhitungan jumlah muatan pada kapal tanker yang nantinya akan di
konversi ke dalam jumlah muatan dalam bentuk sebagai berikut:
1. Nett KL @ 15o C
2. US Barrel @ 60o F
3. Long Tons
4. Metric Tons
Tahapan selanjutnya dalam perhitungan muatan minyak/oil product dalam Cara Perhitungan
Minyak Di Kapal Tanker ini adalah sebagai berikut;
a) Check Data, Table dan Tank Koreksi serta Alat Ukur.
b) Ullaging/ Sounding dan Sampling Cargo.
c) Cargo calculation.
Berikut ini penjelasan lebih jauh dari ketiga bagian yang tersebut diatas yaitu;
Tahap Pertama bagian A
Pengecekan Data, Table dan Koreksi yang berhubungan dengan tanki beserta alat ukur/ullagging device.
Pada tahapan ini bertujuan agar kita sebagai cargo surveyor mengetahui berapa nilai koreksi yang ada
digunakan dalam perhitungan muatan, dikarenakan tiap-tiap tanki memiliki karakter tersendiri sehingga
berbeda nilai koreksinya begitu juga dengan alat ukur yang akan digunakan perlu kita ketahui berapa
besar nilai koreksi pengurangan/penambahan dalam perhitungan.
Beberapa koreksi yang akan anda temui dalam perhitungan muatan minyak, yaitu;
1. Koreksi terhadap bentuk Tanki Kapal yg muat minyak biasanya terdapat setidaknya 2 koreksi;
a) Koreksi Trim
b) Koreksi List
2. Koreksi pada Peralatan dari Ullaging/ Sounding Device
a) Koreksi Ketinggian terhadap Main Deck/ Zero Point
3. Koreksi dari cairan Muatan Minyak itu sendiri seperti;
a) Koreksi Temperature (Berpengaruh terhadap Volume)
b) Koreksi Density (Berpengaruh terhadap Weight)
Penjelasan
1. Koreksi Trim dan Koreksi List,
contoh kapal tidak ada koreksi trim nol
koreksi ini akan muncul/ ada apabila kondisi kapal terdapat trim dan list/ miring sehingga muatan
cair dalam tanki yang seharusnya berbentuk kubus maupun persegi panjang akan tetapi membentuk bangun persegi yang kurang beraturan atau trapesium dimana juga terdapat permukaan bebas muatan tersebut.
2 a) Koreksi Ketinggian Alat Ukur terhadap Main Deck/ Top Tank guna menentukan Zero Point sebagai titik
awal nol permulaan untuk pembacaan Ullage/ Sounding didalam tanki muatan. Data Koreksi serta referensi
ketinggian pipa koneksi dan alat ukur terhadap main deck, bahkan referensi kedalaman tanki terlampir dalam
Ullage/ Sounding Tank Table.
3 a) Koreksi Temperature, koreksi ini untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu muatan yang menjadikan volume
muatan berubah dari nilai volume standar suhu yang sudah ditentukan. Semakin turun suhu muatan tersebut maka
volume muatan mengecil begitu juga sebaliknya.
3 b) Koreksi Density (Specific Gravity)/ Kekentalan, koreksi ini ada hubungannya dengan koreksi perubahan suhu
dari standar yang sudah ditentukan. Dengan pengambilan sample untuk pengukuran suhu serta density, maka kita
dapatkan nilai observasi, perubahan density dari standar ukurnya maka berpengaruh pada nilai bobot muatan yang
dimuat. Maka kita dapatkan koreksi density dengan table standar ukur yang terdapat referensi berdasarkan perubahan
density dan suhu muatan tersebut. Tabel Standar Ukur yang berlaku yang sering disebut adalah ASTM Petroleum Measurement
Table.
Dari keseluruhan Koreksi 3a (Temperature) dan 3b (Density) diatas, kita jadikan acuan dalam Cara Perhitungan Minyak
Di Kapal Tanker untuk mendapatkan nilai jumlah muatan dalam Standar Volume perhitungan dengan suhu standar hitung 15
derajat celcius atau Nett KL @ 15oC dan kita sepadankan pada suhu 60 derajat farenheit. Sehingga dalam laporan volume
dalam satuan US Barrel atau US Barrel @ 60o F.
Penggunaan Tabel ASTM untuk Petroleum Product dimana dalam tabel tersebut dijadikan standar ukur untuk semua varian
Petroleum Product. Dalam tabel tersebut terdapat nilai untuk Koreksi Volume (Volume Correction Factor/ VCF) dan Koreksi
Berat (Weight Correction Factor/ WCF) guna konversi masing-masing muatan minyak apabila terjadi perbedaan temperature
serta density muatan pada saat termuat diatas kapal.
Tahapan selanjutnya dalam Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker adalah cara melakukan sounding atau ullage untuk menentukan
tinggi cairan minyak yang telah di muat ke atas kapal tanker minyak ini.
Ullaging atau Sounding
Sounding atau Ullaging adalah cara yang biasanya digunakan untuk mengetahui volume muatan dalam tanki kapal dengan teknik pengukuran
yang telah ditetapkan, dimana di atas kapal selalu di sediakan dua alat ukur serta dua tabel ukur, tabel tersebut yaitu Tabel Ullage
dan Tabel Sounding.
Untuk memudahkan anda memahami gambaran tentang perbedaan Ullage dan Sounding, perhatikan penjelasan gambar dibawah ini.
Jadi dari gambar diatas, dapat anda simpulkan definisi Sounding dan Ullage kapal sebagai berikut;
ULLAGE : pengukuran volume tanki dengan mengukur jarak antara permukaan muatan dengan top tank, dari referensi jarak tersebut di tabel
kan dengan tabel ullage.
SOUNDING/ INNAGE : pengukuran volume tanki dengan mengukur kedalaman atau jarak antara dasar tanki hingga permukaan muatan.
Pengukuran temperatur dapat dilakukan dengan menggunakan termometer. Di kapal tanker ada alat yang disebut dengan UTI (ullage temperature
and interface). Alat ini digunakan untuk mengukur ullage (jarak tegak permukaan minyak dengan batas standar pengukuran di atas tanki) dan
temperature ( biasanya dalam satuan °C). Sementara untuk density dapat diukur dengan menggunakan alat hydrometer. Pada perhitungan minyak
dibutuhkan density standar pada suhu 15°C yang diukur di laboratorium. Untuk perhitungan secara manual digunakan tank table dan ASTM
(American Society for Testing and Materials) tables.
Sekarang ini banyak kapal tanker menggunakan alat ukur/ measurement device yang lebih baik dan effisien daripada menggunakan alat jenis
sounding tape karena alat sounding tape tidak memiliki sensor untuk mengukur temperatur muatan dalam tanki. Sehingga alat yang lebih baik
dalam penggunaannya yaitu UTI (Ullange Temperature and Interface). Alat UTI ini mampu membaca temperatur muatan, membaca ullage permukaan
muatan/ oil, membaca permukaan air (Pembacaan antara Minyak dengan Air dibedakan dengan jenis suara yang dihasilkan).
Berikut adalah contoh cara melakukan sounding ataupun ullage dengan memakai alat UTI atau MMC dan penerapan diatas Tanki kapal ;
Untuk mengetahui lebih mengenai UTI dan Sampling Device.
Sampling/ Pengambilan Contoh Muatan
Pengambilan sample/ contoh muatan bertujuan untuk mengukur nilai perubahan temperatur dan density muatan, karena perubahan tersebut sangat
berpengaruh pada quantity muatan. Dari observasi ini maka kita bisa mendapatkan nilai koreksi untuk perubahan tersebut dari standar ukur yang
sudah ditentukan.
Adapun jenis pengambilan sample;
- Sample 1st Foot (Ketika dalam tank mulai termuat 1 kaki)
- Sample Manifold (Ketika mulai muat)
- Sample dari dalam Tank (Kedalaman 75%, 50% dan 25%)
Cara pengambilan sample ada dua jenis
1. Opening System/ Terbuka
Pada system ini pengambilan secara terbuka saat mengambil sample, sehingga dengan membuka manhole/ tank dome untuk mengambil sample muatan.
System ini perlu perhatian penuh tertama untuk menghindari resiko kebakaran serta resiko terhirup vapour/ gas dari muatan tersebut. Maka
perlu dipersiapkan peralatan pemadam kebakaran dan alat keselamatan.
Contoh alat untuk pengambilan sample secara terbuka.
2. Closed System/ Tertutup
Pada system ini pengambilan secara tertutup menggunakan peralatan sampling yang disahkan/ diijinkan untuk digunakan. Hal ini untuk
menghindari resiko bahaya kebakaran dan resiko terhadap[ kesehatan.
Contoh alat untuk pengambilan sample secara tertutup
Dari semua peralatan system terbuka maupun tertutup tersebut menggunakan material Non Spark, guna menghindari adanya percikan api bila
alat tersebut masuk kedalam tangki.
Pada bagian ini (Sampling), penulis hanya membahas inti dari tujuan dan cara pengambilan sample muatan, dimana hanya untuk perhitungan
muatan cairan minyak di kapal, Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker.
Tahap c
Tahap Cargo Calculation/ Perhitungan Muatan ini setelah kita melewati tahapan a dan b, dimana informasi Tank Ullage/ Sounding telah kita
tabelkan untuk mendapatkan volume muatan dan pengambilan sample untuk mendapatkan temperature dan density (SG/ Specific Gravity). Perlu
diperhatikan dan dicatat akan kondisi heel/ list dan trim kapal (draft kapal), catat hasil ulllage masing-masing tanki yang diukur serta
mendeteksi akan adanya air dalam tanki muatan.
Untuk dapat mengukur muatan minyak, hal-hal yang paling penting utama dalam Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker adalah menguasai interpolasi
dan extrapolasi.
Dasar pengukuran petroleum menggunakan rumus dasar Themodinamika yaitu
Interpolasi
Rumus dasar Interpolasi
Extrapolasi
contoh Rumus Extrapolasi
Setelah itu kita memasuki tahap perhitungan muatan dengan mempersiapkan tabel ASTM untuk perhitungan, adapun beberapa formula dasar untuk dijadikan formula perhitungan muatan, sebagai berikut;
1. Hitunglah Nett Volume Observe;
Dengan melakukan ullage tanki muatan disertai deteksi akan adanya air dalam tanki, bila diketehui adanya air dalam tanki maka anda perlu mengurangi volume ukur muatan dengan volume air yang terdapat dalam tanki, dengan rumus;
Nett Volume Obs = Gross Vol Obs - Free Water Vol
2. Hitunglah Volume dalam KL (Kilo Liter)
Setelah anda mengambil sample untuk pengukuran temperature dan density, dimana alat pengukur density miyak (Hydrometer) telah dibuat dengan density standar ukur yang telah diuji dalam kondisi suhu standar 15°C (dalam udara). Tabelkan hasil pengukuran suhu dan density dari sample untuk mendapatkan VCF (Volume Correction Factor) dalam Tabel 54 ASTM.
Nett KL 15°C = KL Obs x ASTM Tab 54
atau
Nett KL 15°C = KL Obs x VCF tab 54
3.Hitunglah Volume dalam Barrel
Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui volume dalam satuan barrel apabila suhu observe dari celcius dirubah kedalam farenheit. Adapu rumus yang digunakan sebagai berikut;
Barrel 60°F = Nett KL 15°C x ASTM Tab 52
atau
Barrel 60°F = Nett KL 15°C x VCF tab 52
4. Hitunglah Berat Muatan dalam satuan Long Ton (LT) dan Metric Ton (MT)
Pada bagian ini kita gunakan nilai WCF (Weight Correction Factor)didapatkan dari ASTM Tab 56 & 57 untuk perkalian mendapatkan nilai berat sesuai satuan yang diinginkan. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut;
Jika satuan Long Ton
L/T (Long Ton) = Net KL 15°C x ASTM Tab 57
atau
L/T (Long Ton) = Net KL 15°C x WCF tab 57
Jika satuan Metric Ton
M/T (Metric Ton) = Net KL 15°C x WCF tab 56
atau
M/T (Metric Ton) = Long Ton x 1.01605
Keterangan Penggunaan ASTM Table berdasarkan golongan muatan dengan beberapa konversinya, Table ASTM ini tidak berlaku untuk muatan kimia.
Series I - TABLE 5 & 6 - FOR API, OF, 60OF
Volume I:
Generalized Crude Oils (Tables 5A & 6A)
Volume II:
Generalized Products (Tables 5B and 6B)
Volume III:
Individual and Special Applications (Table 6C)
Series II - TABLE 23 & 24 - FOR RELATIVE DENSITY, oF, 60oF
Volume IV:
Generalized Crude Oils (Tables 23A & 24A)
Volume V:
Generalized Products (Tables 23B and 24B)
Volume VI:
Individual and Special Applications (Table 24C)
Series III - TABLE 53 & 54 - FOR KG/cm3 DENSITY, oC, 15oC
Volume VII:
Generalized Crude Oils (Tables 53A & 54A)
Volume VIII:
Generalized Products (Tables 53B and 54B)
Volume IX:
Individual and Special Applications (Table 54C)
Volume X:
Background, Documentation, Program Listings
Volume XI / XII - ASTM D 1250-80 - API standard 2540 and IP Designation 200 apply
Volume XI - ENTRY WITH API GRAVITY
Table 1
Interrelation of Units of Measurement
Table 2
Temperature Conversions
Table 3
API Gravity at 60oF to Relative Density 60/60oF and to Density at 15oC
Table 4
U.S. Gallons at 60F and Barrels at 60F to Litres at 15C against API Gravity at 60F
Table 8
Pounds per US Gallon at 60F and US Gallons at 60F per pound against API Gravity at 60F
Table 9
Short Tons per 1000 US Gallons at 60F and Barrel at 60F against API Gravity at 60F
Table 10
US Gallons at 60F and Barrels at 60F per Short Ton against API Gravity at 60F
Table 11
Long Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against API Gravity at 60F
Table 12
US Gallons at 60F and Barrels at 60F per Long Ton against API Gravity at 60F
Table 13
Metric Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against API Gravity at 60F
Table 14
Cubic Metres at 15C per Short Ton and per Long Ton against API Gravity at 60F
Volume XII - ENTRY WITH RELATIVE DENSITY
Table 21
Relative Density 60/60oF to API Gravity at 60oF and to Density at 15oC
Table 22
US Gallons at 60F to Litres at 15C and Barrels at 60F to Cubic Metres at 15C
Table 26
Pounds per US Gallon at 60F and US Gallons at 60F per Pound against Relative Density 60/60F
Table 27
Short Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against Relative Density 60/60F
Table 28
US Gallons at 60F and Barrels at 60F per Short Ton against Relative Density 60/60F
Table 29
Long Tons per 1000 US Gallons at 60F and per Barrel at 60F against Relative Density 60/60F
Table 30
US Gallons at 60F and Barrels At 60F per Long Ton against Relative Density 60/60F
Table 31
Cubic Metres at 15C per Short Ton and per Long Ton against Relative Density 60/60F
Table 33
Specific Gravity Reduction to 60F for Liquefied Petroleum Gases and Natural Gasoline
Table 34
Reduction of Volume to 60F against Specific Gravity 60/60F for Liquefied Petroleum Gases
Table 51
Density at 15C to Relative Density 60/60F and to API Gravity at 60F
Table 52
Barrels at 60F to Cubic Metres at 15C and Cubic Metres at 15C to Barrels at 60F
Table 56
Kilograms per Litre at 15C and Litres at 15C per Metric Ton against Density at 15C
Table 57
Short Tons and Long Tons per 1000 Litres at 15C against Density at 15C
Table 58
US Gallons and Barrels per Metric Ton against Density at 15C
Volume XIII:
LUBRICATING OILS, TABLES 5D & 6D
Volume XIV:
LUBRICATING OILS, TABLES 53D & 54D
Please remember that normally the density or API is provided by the terminal or surveyor in the
load ports and what is used will be dependent on the region / port of loading. For example in USA / Canada,
Persian Gulf, API usage is prevalent, while entire of Europe and Asia uses Density at 15C. However please
ascertain, if Density at 15C is provided, whether it is in air or in vacuum. This is very important when
finding out from Table 54, since the density provided there is in Air and hence same must be used. (Density
at 15C in Air = Density at 15C in Vacuum - 0.0011
Setelah anda memahami rumus perhitungan serta memahami penggunaan ASTM Table sesuai muatannya, maka akan lebih
mudah lagi bagi anda untuk memasuki tahapan yang dinantikan dalam perhitungan muatan diatas kapal oil tanker.
Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker ini berlaku untuk Proses Muat dan Bongkar pada kapal Tanker yaitu loading
dan discharging survey, pengertian Loading dan Discharging adalah sebagai berikut;
1. Loading
Loading adalah proses muat petroleum dari kilang depot kekapal
2. Discharge
Discharge adalah proses bongkar muatan petroleum dari kapal kedepot cabang atau depot yang dituju.
Contoh penerapan dalam perhitungan minyak dimulai dari Menentukan nilai dari hasil pengambilan sample Density dan Temperature pada Table ASTM API.
Table 53 , atau biasa disebut dengan Table Density Reduction, Nilainya Berdasarkan Density Observed dan Temperature Observed,
Contoh Lihat Gambar. Table 53 Diatas,
Density = 0, 711; Temperature 32, maka nilai Densitynya (Density 15 derajat C) adalah 0,7251
Table 54, atau disebut table Volume Correction Factor nilainya berdasarkan rujukan dari Density 15 derajat C = 0,7251
Contoh Density 0,7251 berada diantara 0,7250 & 0,7300 (lihat gambar Table.54) sedang nilai Volume Densitynya pada Temperature 32 yaitu antara
0,9802 & 0,9805 maka untuk mendapatkan nilainya digunakan rumus Interpolasi sebagai berikut : y = 0,9802 + (0,7251- 0,7250) (0,9805-0,9802)
(0,7250- 0,7300)
= 0,9802 + (0,02) (0,0003)
= 0,9802 + 0,000006
= 0,980206
Table 52
Table 57, atau biasa juga disebut Table Weight Convertion Factor untuk mencari nilai dari rujukan Density 15 derajat C = 0,7251 dilihat gambar table 57
diatas berada diantara 0,725 dan 0,726, sedang nilai Long Tons per 1000 litre antara 0,7125 & 0,7134
maka cara mencarinya adalah sebagai berikut :
y = 0,7125 + (0,7251 - 0,7250) ( 0,7134-0,71250)
(0,7250 - 0,7260)
= 0,7125 + ( 0,1) ( 0,0009)
= 0, 7125 + 0, 00009
= 0,71259
Table 56 , atau biasa digunakan Table 01 nilainya adalah 1,01605
Diatas adalah gambaran daripada Hubungan Antara Rumus untuk mencari Gross Vol, Nett Vol@15, Barrels, Long Tons & Metric Ton dengan Table 53,52,54,57, & 01
Diatas adalah gambaran daripada Hubungan Antara Jenis-Jenis Minyak, Density-nya dan Table 52.
Diatas adalah gambaran daripada Rumus Perbandingan Muatan minyak kapalcatatan : Toleransi Losses pada R2
pertamina adalah 0,30 dan R3 adalah 0.10 perbandingan toleransi losses selalu digunakan Satuan Barrels.
Contoh Perhitungan 1 Tanki;
Tanki 1P dimuati Premium, dilakukan ullaging 1.02m, Kondisi kapal Nil List dan Even Keel. Setelah ditabelkan
volume didapatkan 1035 m3 dan diadakan observasi sample muatan dalam tanki, didapatkan;
Obs Temperature : 28 °C
Obs Density : 0.779 Kg/m3
Maka berapa MT, LT, Barrel muatan dalam Tanki 1P sesuai standart perhitungan ASTM?
Diketahui
Obs Temp : 28 °C Ullage : 1.02 mtr Obs Density : 0.779 Kg/m3 Vol/ Obs KL : 1035 VCF tab 54B : 0.9862 WCF
tab 57 : 0.7656 VCF tab 52 : 6.293 WCF tab 56 : 0.7779
Nett KL 15°C = KL Obs x VCF Tab 54
= 1035 x 0.9862
= 1020.717 KL
Barrel 60°F = Nett KL 15°C x VCF Tab 52
= 1020.717 x 6.293
= 6423.372 Barrel
L/T (Long Ton) = Net KL 15°C x WCF tab 57
= 1020.717 x 0.7656
= 781.461 LT
M/T (Metric Ton) = Net KL 15°C x WCF tab 56
= 1020.717 x 0.7779
= 794.016 MT
atau
M/T (Metric Ton) = Long Ton x 1.01605
= 781.461 x 1.01605
= 794.003 MT
Contoh Perhitungan Beberapa Tanki diatas kapal; Saya coba hadirkan beberapa contoh perhitungan muatan minyak kapal seperti Gasoline,
dimana perhitungan dengan menggunakan 2 (dua) tabel yang berbeda yaitu tabel T54B dan T6A. Pada akhir perhitungan memiliki hasil yang
sama persis hanya berbeda kecil beberapa point saja.
-Untuk sample dengan T54B, silahkan unduh dengan klik disini
-Untuk sample dengan T6A, silahkan unduh dengan klik disini
Bagi Anda yang ingin memiliki ASTM Table:
1. ASTM Table versi Excel
2. ASTM Table versi Software
Diatas adalah gambaran daripada Rumus Perbandingan Muatan minyak kapalcatatan : Toleransi Losses pada R2 pertamina adalah 0,30 dan R3 adalah 0.10
perbandingan toleransi losses selalu digunakan Satuan Barrels.
Contoh Perhitungan 1 Tanki;
Tanki 1P dimuati Premium, dilakukan ullaging 1.02m, Kondisi kapal Nil List dan Even Keel. Setelah ditabelkan volume didapatkan 1035 m3 dan diadakan
observasi sample muatan dalam tanki, didapatkan;
Obs Temperature : 28 °C
Obs Density : 0.779 Kg/m3
Maka berapa MT, LT, Barrel muatan dalam Tanki 1P sesuai standart perhitungan ASTM?
Diketahui
Obs Temp : 28 °C Ullage : 1.02 mtr Obs Density : 0.779 Kg/m3 Vol/ Obs KL : 1035 VCF tab 54B : 0.9862 WCF tab 57 : 0.7656 VCF tab 52 : 6.293 WCF tab
56 : 0.7779
Nett KL 15°C = KL Obs x VCF Tab 54
= 1035 x 0.9862
= 1020.717 KL
Barrel 60°F = Nett KL 15°C x VCF Tab 52
= 1020.717 x 6.293
= 6423.372 Barrel
L/T (Long Ton) = Net KL 15°C x WCF tab 57
= 1020.717 x 0.7656
= 781.461 LT
M/T (Metric Ton) = Net KL 15°C x WCF tab 56
= 1020.717 x 0.7779
= 794.016 MT
atau
M/T (Metric Ton) = Long Ton x 1.01605
= 781.461 x 1.01605
= 794.003 MT
Contoh Perhitungan Beberapa Tanki diatas kapal; Saya coba hadirkan beberapa contoh perhitungan muatan minyak kapal seperti Gasoline, dimana
perhitungan dengan menggunakan 2 (dua) tabel yang berbeda yaitu tabel T54B dan T6A. Pada akhir perhitungan memiliki hasil yang sama persis hanya
berbeda kecil beberapa point saja.
-Untuk sample dengan T54B, silahkan unduh dengan klik disini
-Untuk sample dengan T6A, silahkan unduh dengan klik disini
Bagi Anda yang ingin memiliki ASTM Table:
1. ASTM Table versi Excel
2. ASTM Table versi Software
Untuk mendapatkan ASTM tersebut diatas;
Kami akan kirimkan file ASTM tersebut diatas melalui email Anda, setelah Anda transfer dana donation senilai tersebut diatas
Kirimkan tandabukti transfer melalui email, setelah itu saya check dan segera dikirim filenya. Jangan merasa keberatan atas
Nilai Donasi diatas, tetapi mengertilah akan betapa berharganya nilai informasi diatas yang telah penulis berikan untuk anda,
tentang Belajar Menghitung Minyak di Kapal Tanker, semoga berguna !
Berikut ini contoh lainnya daripada cara Mengukur Ullage dan Corrected Ullage Pada Muatan Kapal Tanker.
A. Mengukur Ullage dan Corrected Ullage
Pada saat dilakukan pengukuran ullage pada tangki 1C dengan UTI/MMC diketahui ketinggian ullage adalah 559,5 cm.
Setelah mendapatkan tinggi ullage 559,5 cm Selanjutnya mengoreksi dengan trim dan list atau kemiringan kapal yang
tertera pada clinometer untuk mendapatkan corrected ullage.
Misalkan trim kapal 2m by stern dan kemiringan kapal/list 1o port. Berikut cara Mengukur Ullage dan Corrected Ullage
Pada Muatan Kapal Tanker :
Di atas adalah tabel koreksi untuk kemiringan kapal dan tabel untuk koreksi trim kapal
Dengan ullage tangki 1C 559,5 cm dan trim kapal 2 m by stern dan list 1o Port maka :
Correction for trim = - 15 mm = - 1,5 cm
Correctoin for list = - 16 mm = - 1,6 cm
Sehingga :
Reading of ullage : 559,5 cm
Correction for trim : - 1,5 cm
Correction for list : - 1,6 cm _
Corrected ullage : 556,4 cm
Jadi dengan reading of ullage 559,5 cm pada tangki 1C dengan trim kapal 2 m by stern dan list 1o port didapat corrected ullage 556,4 cm
B. Lihat Tabel dengan Corrected Ullage tersebut
Setelah didapat corrected ullage 556,4 cm kemudian lihat volume tangki 1C dengan corrected ullage tersebut.
Karena volume pada tabel diatas hanya per cm maka untuk mendapatkan volume tangki dangan ullage 556,4 cm dilakukan interpolasi sebagai berikut :
Ullage 556 cm = 348,461 KL
Ullage 557 cm = 347,190 KL
Difference 1 cm = 1,272 KL
1 cm = 1,272 KL
0,1 cm = 1,272 / 10 = 0,1272 KL
0,4 cm = 0,1272 x 4 = 0,5088 KL
Ullage semakin besar maka volume muatan semakin berkurang maka :
556 cm = 348,461 KL
0,4 cm = 0,5088 KL _
556,4 cm = 347,953 KL
Atau ullage semakin kecil maka volume muatan semakin bertambah maka :
557 cm = 347,190 KL
0,6 cm = 0,7632 KL +
556,4 cm = 347,953 KL
Atau dengan cara sebagai berikut :
Ullage 556 cm = 348,461 KL
Ullage 556,4 cm = ………….. KL
Ullage 557 cm = 347,190 KL
Ullage 556,4 cm = 348,461 + { [ (556,4 - 556) : (557 - 556) ] x (347,190 - 348,461) }
= 348,461 + { - 0,5084 }
= 347,953 KL
Jadi dengan corrected ullage tangki 1C = 556,4 cm didapat volume 473,953 KL. volume ini adalah gross volume karena belum dikurangi dengan
air yang terkandung di dalam tangki tersebut. untuk mendapatkan Nett Volume Observe maka harus dikurangi dengan jumlah air yang tedapat di
dalam tangki tersebut. untuk menghitung jumlah air dalam volume tersebutsama dengan cara menghitung jumlah minyak di atas. jika tidak ada
air ini artinya volume tersebut adalah Nett KL Observe.
C. Ukur Density Minyak
Masukkan minyak kedalam gelas kaca lalu masukkan hydrometer ke dalam gelas kaca tersebut lalu lihat pembacaan dari Hydrometer tersebut. dan
didapatlah density minyak tersebut. misalnya density minyak adalah 0,834.
D. Ukur Temperature Minyak
Ukur suhu minyak dengan alat ukur temperature dan kita dapatkan temperature minyak tersebut. misalnya temperature minyak saat itu adalah 30o C.
Dari penjelasan di atas kita dapatkan :
Nett KL Obesrve = 347,953 KL
Density = 0,834
Temperature sample = 30o C
Contoh penerapan Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker lainnya sebagai berikut;
Cara 1
Jika diketahui Density at 15 °C dan Observed Temperature (°C) , VCF (Volume Correction Factor ) dapat dicari dengan argument Density dan
Temp dengan menggunakan ASTM table 54B.
Misal :
Density 0.7900 dan Temp 33°C
Maka diperoleh :
VCF (Volume Correction Factor) = 0.9828 dari table 54B
WCF (Weight Correction Factor) = Density – 0.0011
0.7900 – 0.0011
0.7889 (lihat table 56)
Jika diketahui liters observe adalah 2525 m3 (hasil dari perhitungan tank table dengan argument ullage) maka hasil perhitungannya:
Nett K/L = M3 (gross) x VCF
2525 x 0.9828
2451.57 K/L
MT = Nett K/L x WCF
2481.57 x 0.7889
1957.711 MT
LT = MT x 0.984206
1957.711 x 0.984206
1926.790 LT
Gross Bbls = M3 (gross) x 6.28981
2525 x 6.28981
15881.77 Bbls (gross)
Nett Bbls = Nett K/L x 6.293
2481.57 x 6.293
15616.520 Bbls (Nett)
MT = LT x 1.01605
1926.790 x 1.01605
1957.711 MT
Cara 2
Jika diketahui API Gravity dan temperature °F, maka VCF dapat dicari dengan menggunakan table 6B
Gross Bbls = M3 x 6.2898
Nett Bbls = Gross Bbls x VCF
MT = Nett Bbls x WCF (Table 11)
LT = MT x 0.98421
Hal lainnya yang perlu kita ketahui juga dalam mempelajari Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker adalah hal-hal yang berkaitan
dengan hal sebagai berikut;
1. Penting untuk mengetahui Sumber loss atau kekurangan minyak pada saat loaing atau muat ke kapal biasanya disebabkan oleh hal
sebagai berikut;
- Loss yang bersifat Fisik
Loss atau kekurangan muatan minyak yang bersifat Fisik artinya minyak benar-benar hilang karena di curi
- Loss yang bersifat Semu
Sedangkan loss atau kekurangan minyak bersifat semu artinya minyak berkurang hanya secara perhitungan di atas kertas saja karena
bisa jadi salah membaca density minyak saja.
2, pelajari juga Sifat Minyak tersebut
Minyak bumi mempunyai titik didih yang sangat banyak yaitu dari titik didih 25 C s/d 500 C.
Selain senyawa hydrocarbon, dalam minyak bumi terdapat senyawa sulfur, metal, nitrogen, air dll.
Minyak sukar di ukur volumenya dengan tepat karena sangat rentan berubah pada perubahan suhu dan bentuk tanki.
3. Perhatikan cara Pengambilan Contoh Minyak dari Tanki Kapal atau Tangki darat.
Beberapa cara Pengambilan Contoh Minyak
Composite spot
Middle spot
All-levels
Running sample
Sample cocks
Pemeriksaan Contoh Minyak
Dengan menggunakan Hydrometer, disesuaikan pada suhu 15 C.
Untuk minyak yang lebih kental dan hitam diadakan koreksi miniskus yang tepat.
Hasil pengukuran dengan hydrometer yang di laksanakan pengukurannya mendekati suhu minyak yang sebenarnya.
Ketepatan pengukuran density sangat di perlukan untuk dapat di konversi ke volume standard 15C.
Density dapat menentukan kualitas crude.
Density cairan merupakan berat massa tersebut dalam kilogram dengan volume dalam liter pada suhu standard (15C)
SG merupakan perbandingan antara berat suatu massa dalam suatu volume tertentu pada suhu 60 F dengan berat massa air murni pada volume
yang sama dengan suhu yang sama
Nilai observed merupakan hasil pemeriksaan pada suhu saat pemeriksaan, yang suhunya dapat berbeda beda.
Ketelitian Peralatan : Alat Ukur Manual
Alat pengukuran level cairan.
Alat pengukuran air bebas.
Alat pengukuran suhu.
Alat pengambilan sample.
Alat pengukuran density.
Ketelitian SDM
SDM pelaksana sangat berperan dalam proses arus minyak.
Tertib Administrasi
R1 (Loading loss) sebagai cermin kinerja pengirim.
R2 (Transport loss) sebagai cermin kinerja pengangkut.
R3 (Discharge loss) sebagai cermin kinerja penerima.
R4 (Supply loss) merupakan cermin kerjasama korporat tiga pihak tersebut.
Sistimatis Pengukuran Minyak
Pengukuran Refference Depth untuk mengetahui apakah tidak ada botom fluktuasi.
Pengukuran ketinggian cairan sampai mendapatkan angka yang identik (Selisihnya < 3 mm).
Pengukuran air bebas / free water.
Pengukuran temperature minyak dalam tanki.
Pengambilan Sample minyak.
Pengukuran density minyak dan temperaturnya.
Pengukuran temperature minyak dalam tanki
> 5 M = 3 X
1 M di bawah permukaan cairan.
Dipertengahan tinggi cairan.
1 M di atas dasar tanki.
3M s/d 5 M = 2 X
1 M di bawah permukaan cairan.
1 M di atas dasar tanki.
< 3 M= 1 X
Di pertengahan tinggi cairan.
Pengambilan Sample minyak
> 5 M = 3 X
5/6 tinggi cairan
3/6 tinggi cairan
1/6 tinggi cairan
3 M s/d 5 M = 2 X
¾ tinggi cairan
¼ tinggi cairan
< 3 = 1 X
Di tengah tengah tinggi cairan
Pengukuran density minyak dan temperaturnya
Gelas ukur / mattglass pada tempat datar dan rata.
Terhindar dari tiupan angin.
Pembacaan Tegak Lurus.
3 X sample: 1/3 bagian dari tiap-tiap sample
2 X sample : ½ bagian dari tiap-tiap sample.
1 X sample : Seluruhnya di tuangkan ke gelas ukur
Peralatan Standard dalam belajar Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker
A. Innage Tape (Dipp Tape)
ASTM D. 1085 – API. 2545
B. Water Stick Bar / Bob runcing
ASTM D. 1085 – API. 2545
Cup Case / Flushing Case Assembly
(Temperature Measurement)
ASTM D. 1086 – API. 2543
Weighted Beaker
ASTM D. 270 – API 2546
Hydrometer
ASTM D. 1298 – API. 2547
Menyiapkan alat ukur, formulir pencatatan, tabel tanki dan ASTM
Alat sounding yang sesuai dan terbaca.
Density meter (15 C) sesuai dengan Grade.
Thermometer Luar.
Gelas Ukur.
Thermometer dalam.
Botol Sample.
Pasta Air dan Minyak.
Formulir Pencatatan.
Tabel Kalibrasi Kapal.
Tabel ASTM IP D 1250
Alat Hitung / Calculator.
Langkah langkah Pengukuran
Catat Draft Depan, Tengah dan Belakang.
Catat Hell.
Lakukan Pengukuran ullage / sounding untuk cairan minyak dan free water sesuai dengan peraturan pada setiap tanki.
Lakukan pengambilan sample untuk pengukuran density dan temperatur observe sesuai dengan peraturan pada setiap tanki.
Lakukan pengukuran density dan temperatur observe sesuai dengan peraturan pada setiap tanki.
Lakukan pengukuran temperatur tanki sesuai dengan peraturan pada setiap tanki.
Menghitung Nett Volume Observe
Menghitung Trim Kapal
Menghitung koreksi ullage / sounding & koreksi hell untuk cairan minyak dan free water pada setiap tanki dengan menggunakan tabel kalibrasi kapal.
Menghitung gross volume observe setiap tanki berdasarkan angka ullage / sounding yang telah di koreksi dengan menggunakan tabel kalibrasi kapal.
Menghitung free water volume setiap tanki berdasarkan angka ullage / sounding yang telah di koreksi dengan menggunakan tabel kalibrasi kapal.
Menghitung Nett Volume Observe setiap tanki
= Gross Volume Observe – Free Water Volume
Menghitung Volume ( KL 15 C )
Menghitung dan menentukan angka density 15 C berdasarkan angka hasil pengukuran density dan temperatur observe pada setiap tanki dengan menggunakan
tabel 53 ASTM IP D 1250.
Menghitung dan menetukan angka Volume Correction Factor (VCF)berdasarkan angka density 15 C dan temperatur tanki yang telah di peroleh dengan menggunakan
tabel 54 ASTM D 1250.
Menghitung Volume KL 15 C pada setiap tanki.
= Nett Volume observe X V Corr Factor
Menghitung Volume dalam Barrel 60 F
Menentukan angka Volume Conversion Factor (VCF) berdasarkan angka density 15 C yang telah di peroleh dengan menggunakan tabel 52 ASTM IP D 1250 pada
setiap tangki.
Menghitung Volume Barrel 60 F
= Volume KL 15 C X Vol.Conv.Factor
Menghitung Berat dalam Long Ton
Menghitung dan menentukan angka Weight Conversion Factor (WCF) berdasarkan angka density 15 C yang telah di peroleh dengan menggunakan tabel 57 ASTM
IP D 1250 pada setiap tangki.
Menghitung Berat dalam Long Ton :
= Volume KL 15 C X Weight Conv.Factor
Menghitung Berat dalam Metric Ton
Menghitung dan menetukan angka Weight Conversion Factor (WCF) berdasarkan density 15 C yang telah di peroleh dengan menggunakan tabel 56 ASTM IP D 1250 pada setiap tangki.
Menghitung berat dalam Metric Ton :
= Volume KL 15 C X Weight Conv.Factor
Atau
Menggunakan angka WCF dari LT ke Metric Ton dengan menggunakan tabel 1 ASTM IP D 1250
= Long Ton X 1.01605
Vessel Experince Factor
Dengan Metoda IP PMM Part XVI Appendix C
Dengan Metoda API MPMS Chapter 17
Voyage yang tidak boleh di perhitungkan :
Voyage pertama setelah melaksanakan docking.
Pengoperasian tidak di muati full.
Voyage di mana B/L berdasarkan angka ship figure.
Voyage pertama apabila ada perubahan capasitas yang berdampak pada jumlah muatan yang di angkut.
Voyage yang hanya di isi kurang dari 80% kapasitas.
Hal penting lainnya dalam belajar Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker adalah cara pembacaan draft mark kapal
Istilah – Istilah dalam Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker
TCV:Total Calculated Volume
VLR:Vessel Load Ratio
VDR:Vessel Discharge Ratio
VEFL:Vessel Experience Factor – Loading
VEFD:Vessel Experience Factor – Disch
Demikian postingan kali ini tentang Cara Perhitungan Minyak Di Kapal Tanker, jika ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaafkan. kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan. semoga bermamfaat.
Jika anda membutuhkan jasa marine surveyor untuk melaksanakan Loading Supervision atau Discharging Survey kami silahkan menghubungi kami
PT. Binaga Ocean Surveyor di alamat dibawah kami;
Contact Us
PT. Binaga Ocean Surveyor
Kabil Industrial Estate
Ruko CNN Blok D3 No. 3 Batu Besar, Nongsa, Kabil, Batam 29467-Indonesia
Telephone : +62778 7100034
Fax. : +62778 7372503
Direct Call 24 Hrs : +628127015790
Hand-phone : 08117775790 (AOH)
Email : info@binaga-ocean.com
Web: www.binagaoceansurveyor.com
Langganan:
Postingan (Atom)