Senin, 12 Februari 2018

Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 1 dari 10
PENDAHULUAN
Penentuan berat muatan (weight determination) di atas tongkang dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:
1. draft survey
2. data atau tabel yang sangat minim
3. overhang
Sebelum kita memasuki penentuan berat muatan di atas tongkang, sebaiknya diingat kembali bagaimana menyusun muatan yang baik di atas sebuah tongkang. Secara teori tidak jauh dari apa yang dilaksanakan dalam penyusunan muatan didalam kapal pada suatu palkah, dimana harus diingat :
1. Jenis muatan yang akan dimuat.
2. Draft yang terjadi tidak melebihi draft maksimum yang diijinkan.
3. Space yang cukup tanpa ada ruangan yang tersisa.
4. Tinggi muatan tidak menjadikan jarak GM nol atau negatif
5. Lashing yang cukup baik dan kuat sehingga muatan tidak mudah bergerak/bergeser.
6. Tongkang mempunyai trim kurang lebih 1 foot by stern dan tidak ada kemiringan/ list.
Ketelitian dari metode ini sangat tergantung pada keaktifan dan keuletan dari surveyor pelak-sana masing-masing.
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 2 dari 10
1. DRAFT SURVEY
Dengan draft survey diperlukan data yang lengkap dari kapal/tongkang, seperti Hydrostatic Table, draft correction to perpendiculars table, tank tables dengan trim correction, density correction dan lain-lain. Untuk menghitung jumlah muatan dengan Metode Draft Survey akan dibicarakan dalam sessi tersendiri.
2. WEIGHT DETERMINATION WITH MINIM DATA OR TABLES
Kita memaklumi bahwa tongkang umumnya dilengkapi dengan data (table-tabel) yang sangat minim. Selain dari pada itu tongkang dibuat bebrapa unit sekaligus (sister barges) dengan data atau table-tabel yang sangat kurang, sehingga dalam perhitungan menentukan jumlah muatan dipakai metode yang sangat sedehana juga, tetapi tidak lepas dari pinsip perhitungan draft survey, yaitu Hukum Archimedes (berat benda yang mengapung di air adalah sama dengan berat cairan yang dipindahkan oleh benda tersebut).
Dalam penentuan berat disini diperlukan beberapa persyaratan, antara lain:
 umumnya untuk muatan curah
 tongkang cut-up
 ada data GRT (Gross Register Tonnage)
Perhitungan ini dilakukan apabila :
- kita ingin mengetahui berat dari muatan yang dimuat atau dibongkar
- mencocokan kebenaran berat muatan dengan timbangan/ukuran dari darat.
Untuk maksud tersebut kita harus mengetahui/mendapatkan data :
- Gross Register Tonnage (GRT) tongkang.
- Visual draft (sarat) tongkang sebelum dan sesudah muat/bongkar.
- Jenis dan ukuran (dimensi) dari tongkang.
- Berat Jenis (SG) dari air di mana tongkang mengapung.
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 3 dari 10
Untuk lebih jelasnya perhatikan 2 contoh berikut :
Contoh Pertama
Sebuah tongkang cut-up type mempunyai ukuran L = 230 ft, B = 60 ft, D = 14 ft. Tongkang tersebut dalam keadaan kosong mengapung di air yang mempunyai SG = 1.023, mempunyai draft rata-rata 2.1 ft. Setelah dimuati batubara , secara visual didapatkan draft rata-rata = 10.25 ft dan SG air = 1.024.
Berapa jumlah batubara yang telah dimuat. (Data : panjang lunas = 180 ft, GRT= 1514.7)
Sebelum Pemuatan (Initial)
Kita hitung panjang waterline (LW) :
LW = 180 + 2y
y = ( 2.1 x 25 ) : 14
= 3.75 ft.
LW = 180 + ( 2 x 3.75 )
= 187.5 ft
C ( Coefficient fineness ) tongkang = ( GRT x 100 ) : ( LxBxD )
= ( 1,514.70 x 100 ) : ( 230 x 60 x 14 )
= 0.784
Menghitung displacement dari tongkang :
Displ. = ( LW x B x draft ) x C : 35
= ( 187.5 x 60 x 2.1 ) x 0.784 : 35
= 23,625 x 0.784 : 35 = 529.20 l/t.
Menghitung koreksi Displacement karena SG :
Koreksi density = ((1.023 – 1.025 ) : 1.025) x displ.
= - 1.058 l/t
Displacement yang telah dikoreksi = 529.20 – 1.058 = 528.142 l/t.
L = 230
25
L = 180
W
L
y
y
25
3
2
1
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 4 dari 10
Setelah tongkang dimuati batubara, kita hitung Final Displacement :
Panjang garis air ( LW ) = 180 + 2 y
y = ( 10.25 x 25 ) : 14
= 18.3 ft
LW = 180 + 36.6
= 216.6 ft
Coefficient fineness : C = 0.784
Displacement = ( 216.6 x 60 x 10.25 ) x 0.784 : 35
= 2,983.88 l/t
Displacement setelah dikoreksi dengan density koreksi.
Koreksi density = ((1.024 – 1.025) : 1.025) x displacement
= - 2.984 l/t
Displacement yang telah dikoreksi = = 2,983.88 – 2.984 = 2,980.896 l/t
Jumlah muatan yang telah dimuat :
INITIAL : 528.142 l/t
FINAL : 2,980.896 l/t
Total muatan : (2,980.896 – 528.142) = 2,452.754 l/t
Contoh kedua
Tongkang cut-up type dengan ukuran L = 180 ft; B = 50 ft; D = 10 f, mempunyai draft rata-rata 8.5 ft diatasnya terdapat muatan asphalt curah. Tongkang tersebut mengapung pada air dengan SG 1.024; setelah muatannya dibongkar semua secara visual didapatkan draft rata-rata 2.0 ft dan SG air 1.023. Berapa jumlah asphalt curah yang telah di bongkar.
(data panjang lunas 144 ft; GRT = 749).
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 5 dari 10
Penyelesaian :
Initial :
LW = 144 + 2 x
X = (8.5 x 18) : 10
= 15.3
LW = 144 + (2 x 15.3) = 174.6 ft
Menghitung Coefficient fineness
C = (GRT x 100) : (L x B x D)
= (749 x 100) : (180 x 50 x 10)
= 0.832
Menghitung Displacement
Displ. = (LW x B x draft) : 35 x C
= (174.6 x 50 x 8.5) x 0.832 : 35
= 1763.96 l/t
Koreksi density = (1.024 – 1.025) x 1763.96 : 1.025
= - 1.72 l/t
Displacement setelah dikoreksi = 1762.24 l/t (Initial)
Final
Menghitung panjang garis air :
LW = 144 + 2 x
X = (2.0 x 18) : 10 = 3.6
LW = 151.2 ft
Menghitung Displacement
Displ. = (LW x B x draft) : 35 x C
= (151.2 x 50 x 2.0) x 0.832 : 35
= 359.424 l/t
L = 180
18
L = 144
W
L
x
x
18
3
2
1
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 6 dari 10
Koreksi density = (1.023 – 1.025) x 359.424 : 1.025
= - 0.70 l/t
Displacement setelah dikoreksi = 358.724 l/t (Final)
Jumlah asphalt curah yang telah di bongkar :
Initial = 1,762.240 l/t
Final = 358.742 l/t
Asphalt yg. dimuat = 1,403.498 l/t
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 7 dari 10
3. METODE OVERHANG
Cara ini hanya dilaksanakan, apabila :
- tongkang dengan tipe cut-up.
- tidak ada tabel atau data.
- semua pihak (concerned parties) setuju perhitungan kuantitas muatan dilaksanakan dengan metode overhang.
Perhitungan disini caranya adalah sama dengan jika kita menghitung volume sebuah prisma, dimana jika volume yang kita peroleh tadi kita kalikan dengan berat jenis air dimana tongkang mengapung adalah sama dengan berat dari tongkang tersebut. Jadi kita harus mencari/ mengukur demensi dari tongkang, misalnya sebelum pemuatan/pembongkaran dan sesudah pemuatan/pembongkaran.
Demensi tongkang yang kita ukur adalah : panjang dan lebar tongkang, freeboard tongkang, bagian haluan dan buritan tongkang yang tergantung ke air (overhang).
Tahap-tahap Pelaksanaan :
1. Diukur terlebih dahulu : panjang tongkang (Pj) dan lebar tongkang (Lb) dengan meteran (usahakan yang tidak elastis meterannya).
Misalkan, dalam hal ini tongkang sedang melakukan pemuatan. Sebelum pemuatan tongkang terbenam sampai ke garis air WL.
2. (Lihat segitiga ABC dan segitiga OPQ).
3. Ukurlah freeboard BC dan PQ.
L 1
Q
P
S
R
O
D
E
B
C
L = 180
L
W 1
W
A
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 8 dari 10
4. Tentukan titik B dan titik P; ukurlah AB dan OP.
5. CQ (bagian tongkang yang terpotong air), katakanlah sebagai LOA1, dapat dihitung = (AO – AB – OP).
Setelah selesai pemuatan, tongkang ternyata terbenam sampai ke garis air W1L1.
6. Dengan cara yang sama, seperti tersebut diatas, ukurlah freeboard DE dan RS.
7. Ukurlah DR = ES (LOA2) seperti cara nomor 5.
Sekarang kita mempunyai : - Lb (lebar tongkang),
- BC – PQ (tinggi prisma CESQ),
- CQ (bagian tongkang yang terpotong air sebelum pemuatan
- ES (bagian tongkang yang terpotong air setelah pemuatan)
Dari ke-empat ukuran (demensi) tersebut diatas dapat dihitung volume dari bagian tongkang yang mengalami keterbenaman, sebelum pemuatan sampai setelah selesai pemuatan, yaitu :
Volume = (CQ + SE) x ½ (BC – PQ) x Lb.
Jika Volume dikalikan dengan BD air, maka diperoleh kuantitas muatan yang dimuat.
Seandainya tongkang mengalami trim atau senget, maka yang dipakai dalam perhitungan adalah rata-ratanya, baik freeboards, bagian tongkang yang terpotong air (kiri/kanan) sebelum dan sesudah pemuatan maupun berat jenis air (sebelum/sesudah pemuatan).
Perhitungan kuantitas muatan yang dibongkar dilakukan dengan cara yang sama dengan yang tersebut diatas.
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 9 dari 10
Certificate No.
Date :
Applicant(s) :
Barge :
Tugboat :
Port : Cargo :
Declared :
Quantity
Un/Loading
LOA (m) :
Breadth (m) :
Depth (m) :
MEASUREMENT METERS.
INITIAL SURVEY
FINAL SURVEY
From :
To :
Date :
From :
To :
Date :
OVERHANG, FWD. PORT
STBD
MEAN
OVERHANG, AFT. PORT
STBD
MEAN
TOTAL OVERHANG
EFFECTIVE LOA
(a)
(b)
FREEBOARD, PORT FWD
MID
AFT
STBD FWD
MID
AFT
MEAN
(c)
(d)
OBSERVED DENSITY,
(e1)
(e2)
AVERAGE DENSITY,
(e)
AVERAGE EFFECTIVE LOA (a + b)/2
(f)
SINKAGE (c – d)
(g)
QUANTITY UN/LOADED : (e) x (f) x (g) x Breadth = . . . . . . . . m/t.
Remarks & Sea Condition :
Tug Master, Surveyor,
( ) ( )
AISI NO. 004
PROVISIONAL REPORT OF BARGE
QUANTITY DETERMINATION (OVERHANG)
Weight Determination o/b Barges
Asosiasi Independent Surveyor Indonesia Hal 10 dari 10
Certificate No.
Date :
Applicant(s) :
Name of Barge :
Voyage/Towage : From To :
Draft Forward, Port : m.
Stb. : m.
Draft After, Port : m.
Stb. : m.
Distance : nmiles.
Estimated Time of Arrival :
Port Of : . . . . . . . . . . . .
Tug Master, Surveyor,
( ) ( )
AFT
FOREWARD
STOWAGE PLAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar